Sukses

Lifestyle

Menurut Penelitian, Perempuan Lebih Bisa Mengendalikan Rasa Marah daripada Pria, Ini Penjelasannya

Fimela.com, Jakarta Seperti yang dilansir pada laman University of California San Francisco, karena pria dan perempuan memandang kemarahan secara berbeda, mereka juga mengalami dan menangani perasaan frustrasi dan marah dengan cara yang berbeda, menurut sebuah studi oleh peneliti di Southwest Missouri State University (SMSU).

Di permukaan, pria tampaknya merangkul kemarahan mereka dan menggunakannya untuk keuntungan mereka. Di sisi lain, perempuan memandang kemarahan sebagai kontraproduktif. Tapi di hari ke hari Interaksi, perempuan tampaknya memanfaatkan amarah mereka sama seringnya seperti pria, kata peneletian.

Pada Kondisi Tertentu, Perempuan Bisa Meluapkan Kemarahan Seperti Pria

“Perempuan mungkin merasa tidak nyaman dengan perasaan marah, tetapi ketika langsung melakukannya, kemarahan mereka hampir sama seperti pria, ”kata Deborah Cox, PhD, psikolog SMSU dan asisten profesor di departemen bimbingan dan konseling dan peneliti utama dari penelitian ini.

“Perempuan lebih nyaman menahan amarah, tetapi ketika situasi menuntutnya, mereka akan bertindak dengan perasaan perasaan mereka.” Cox adalah salah satu penulis buku Kemarahan Perempuan: Klinis dan Perspektif Perkembangan.

 Studi tersebut meneliti bagaimana pria dan perempuan mengekspresikan kemarahan mereka serta kecenderungan untuk bertindak atas nama mereka sendiri. Beberapa psikolog percaya ketegasan dan perilaku mempromosikan diri, yang secara historis dianggap sebagai "maskulin" terkait dengan kemampuan mengungkapkan kemarahan secara lahiriah dan langsung.

Idenya adalah bahwa melindungi hak dan kepentingan pribadi melibatkan kemampuan untuk menyalurkan marah dan menciptakan perubahan, misalnya dengan mengungkapkan ketidaksenangan secara verbal.

 

Menurut Penelitian Perempuan Lebih Bisa Mengendalikan Diri Saat Marah

Para peneliti memberi 80 pria dan 123 perempuan koleksi lima rutinitas kuesioner yang digunakan untuk menilai ekspresi kemarahan dan ciri-ciri kepribadian seperti ketegasan, harga diri, rasa efektivitas, dan harapan untuk keberhasilan.

Pesertanya adalah relawan dari berbagai pekerjaan dan latar belakang sosial ekonomi yang direkrut dari sekolah, kampus, retail bisnis, gereja, dan tempat kerja lainnya di Midwestern Amerika Serikat.

Subjek penelitian menilai diri mereka sendiri pada hampir 200 sifat dan skenario secara langsung atau secara tidak langsung terkait dengan ekspresi kemarahan dan promosi diri "sifat maskulin". Selain itu, sepuluh perempuan diwawancarai dalam pengaturan kelompok tentang pengalaman mereka dan penggunaan amarah untuk menciptakan perubahan dalam hidup mereka sendiri.

Para peneliti menemukan bahwa pria merasa kurang efektif dan kurang berjiwa instrumental dipaksa untuk menahan amarah mereka, sedangkan perempuan tidak merasa dibatasi ketika mereka tidak mengungkapkan kemarahan mereka secara langsung. Mereka juga menemukan korelasi antara mengungkapkan kemarahan seseorang secara lahiriah dan bersikap tegas pada pria, tetapi tidak dengan perempuan.

Demikianlah ulasan mengenai perbedaan pria dan perempuan saat marah menurut penelitian. Semoga bermanfaat. 

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading