Fimela.com, Jakarta Jatuh cinta mungkin menyenangkan namun bukan berarti bisa menciptakan kebahagiaan. Kamu mungkin merasa heran, apalagi jika selama ini meyakini bahwa jatuh cinta mampu membuatmu bahagia. Tapi sebenarnya lebih tepat jika menganggap jatuh cinta sebagai modal awal untuk mendapatkan kebahagiaan.
BACA JUGA
Advertisement
Sebuah penelitian yang dilakukan The Harvard Study of Adult Development menemukan bahwa rahasia kebahagiaan bukanlah saat jatuh cinta tapi bertahan dalam hubungan cinta itu sendiri.
Penelitian yang menganalisis hubungan antara kebiasaan orang sehari-hari dengan kesejahteraan hidupnya ini mengungkapkan bahwa orang yang paling bahagia dan paling sehat di usia tuanya adalah mereka yang tidak merokok (atau berhenti saat usia muda), berolahraga, tidak minum minuman keras dan tetap aktif secara mental.
Advertisement
Cinta yang stabil dan penuh komitmen yang membuat bahagia
Tapi kebiasaan ini tidak terlalu mengejutkan dibandingkan dengan satu kebiasaan besar yang berhubungan dengan cinta. Salah satu prediktor terpenting dari kebahagiaan seseorang hingga akhir hayatnya adalah berada dalam hubungan cinta yang stabil dan jangka panjang, dan ini memang butuh pembiasaan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PubMed Psychology and Aging tahun 2010 ini menunjukkan bahwa menikah sebenarnya hanya menyumbang 2% dari kebahagiaan seseorang di kemudian hari. Jika ingin mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan dalam pernikahan, maka yang orang butuhkan adalah 'compasionate love' atau jenis cinta yang tidak didasarkan pada naik turunnya gairah seksual atau debaran yang menggebu-gebu, tapi lebih pada kasih sayang yang stabil, saling pengertian, dan komitmen.
Dengan demikian, bisa ditarik kesimpulan bahwa jenis cinta yang paling membahagiakan sebenarnya cinta yang di situlah kamu menanam keyakinan untuk mempertahankannya. Jika kamu tak ingin mempertahankan cinta tersebut, maka kebahagiaan itu pun tak akan terwujud, Sahabat Fimela.
#ElevateWoman with Fimela