Fimela.com, Jakarta Vaksin COVID-19 AstraZeneca sedang menjadi perbincangan hangat beberapa waktu belakangan, tidak hanya di dalam negeri, namun juga di seluruh dunia. Lebih dari 10 negara memutuskan untuk menghentikan sementara pemakaian vaksin ini karena banyak kasus pembekuan darah.
BACA JUGA
Advertisement
Setelah itu, sebuah laporan menyatakan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca hanya efektif 10,4% terhadap kasus yang disebabkan oleh varian virus yang pertama kali dideteksi di Afrika Selatan. Namun, banyak pakar kesehatan masih berpendapat bahwa vaksin ini aman dan efektif digunakan.
Analisis terhadap lebih dari 17 juta orang yang menerima vaksin COVID-19 AstraZeneca di Uni Eropa dan Inggris menemukan tidak ada bukti bahwa suntikan dapat meningkatkan risiko pembekuan darah atau pendarahan abnormal. Dari 17 juta orang yang divaksinasi, hanya 15 orang yang mengalami trombosis vena dalam dan 22 orang melaporkan emboli paru, jadi totalnya ada 37 orang dari 17 juta, seperti dilansir dari huffpost.com.
Advertisement
Hal-hal yang perlu diketahui tentang keamanan vaksin COVID-19 AstraZeneca
Kelainan pendarahan ini tidak hanya sangat jarang terjadi, tapi juga kemungkinan tidak ada hubungannya dengan suntikan vaksin. European Medicines Agency menyelidiki pembekuan tersebut dan memutuskan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca aman dan efektif, bahwa manfaatnya jauh lebih besar daripada risikonya.
Vaksin mencegah risiko terinfeksi COVID-19 dan kematian. Daripada melihat kemanjuran vaksin ini terhadap penyakit ringan hingga sedang, sebaiknya melihat keefektifan suntikan terhadap penyakit parah.
Semua vaksin COVID-19, termasuk AstraZeneca telah diuji terhadap berbagai varian virus dan dianggap efektif untuk mencegah penyakit parah. Di Inggris Raya, vaksin COVID-19 AstraZeneca telah diberikan secara luas dan rawat inap menurun drastis, sedangkan di Skotlandia, bukti menunjukkan bahwa dosis vaksin ini telah mengurangi risiko rawat inap hingga 94%.
Saksikan video menarik setelah ini
#Elevate Women