Fimela.com, Jakarta Selama hampir satu tahun sekolah diadakan secara virtual karena pandemi Covid-19. Namun kabar baiknya, sekolah tatap muka akan dimulai kembali pada tahun ajaran baru 2021/2022 tepatnya pada Juli mendatang.
Hal tersebut dinyatakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI (10/3).
Nadiem menegaskan bahwa di bulan Juli sekolah tatap muka akan diimplementasikan di seluruh Indonesia, kendati masih terbatas pada zona wilayah tertentu. Dan ada beberapa pesyaratan untuk melakukan sekolah tatap muka, seperti tetap menjalankan protokol kesehatan, skema belajar tatap muka juga menganut sistem rotasi dimana sekitar 50 persen siswa akan masuk ke sekolah dan sisanya melakukan pembelajaran daring secara bergantian.
Advertisement
BACA JUGA
Nadiem juga mengatakan bahwa pembelajaran tatap muka bisa dimulai setelah vaksinasi Covid-19 pada guru dan dosen selesai dilaksanakan.
"Kalau kita bisa menyelesaikan vaksinasi ini sampai dengan akhir bulan Juni, maka tahun ajaran berikutnya, pada Juli, bisa melakukan pembelajaran tatap muka," ujar Nadiem melansir Merdeka.com.
Mendikbud mengatakan, pemerintah berusaha melakukan tindakan cepat supaya pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan lagi karena pelaksanaan pembelajaran dari jarak jauh dalam jangka panjang bisa mempengaruhi perkembangan anak.
"Kita mengambil tindakan yang cepat dan gesit untuk bisa melaksanakan lagi sekolah tatap muka," katanya.
Advertisement
Sekolah Unggulan Jakarta Selatan Siap Menyambut Tahun Ajaran Baru
Kembalinya sekolah tatap muka berbarengan juga dengan awal tahun ajaran baru 2021 yang dimulai pada 13 Juli mendatang.
Tahun ajaran baru begitu dinantikan para orangtua yang hendak mendaftarkan anaknya menempuh jenjang SD, SMP, maupun SMA dan sederajat. Pendaftaran untuk siswa baru pun umumnya sudah dibuka pihak sekolah sejak akhir maupun awal tahun. Begitupun dengan Sekolah Madania dan Sekolah Katolik Marsudirini yang siap menerima siswa/siswi untuk jenjang pendidikan dari TK-SMA.
"Di Marsudirini, kami mengembangkan potensi EQ, SQ, IQ, SQ dengan menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga yang berkompeten. Seperti universitas baik negeri maupun swasta (dalam negeri dan luar negeri), Google Education, Hanlin (Bahasa Mandarin), dan CEIC Sanata Dharma (Bahasa Inggris),” ungkap Penanggungjawab Marsudirini Perwakilan Bogor, Sr. M. Christella, OSF.
Menariknya, Sekolah Marsudirini menyediakan asrama bagi siswa-siswi SMP dan SMA yang berdomisili di luar wilayah kota Bogor. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2021 dapat diakses melalui situs resmi sekolah, dengan biaya formulir pendaftaran senilai Rp100 ribu untuk jenjang KB-TK-SD, dan Rp150 ribu bagi calon murid SMP dan SMA.
Sementara itu dalam menyambut tahun ajaran baru, Sekolah Madania mengusung metode belajar menggunakan kerangka pembelajaran yang disusun untuk menyempurnakan pendekatan pembelajaran yang dianut sebelumnya. Yakni Undestanding by Design (UBD) dengan mengakomodasi beberapa pendekatan, diantaranya Differentiated Learning, Blended Learning, Individualized Learning, Personalized Learning, serta Flipped Learning.
Kendati berbeda metode pendidikan dan fasilitas, kedua sekolah yang berlokasi di area yang sama, yakni di kawasan perumahan terpadu Telaga Kahuripan sama-sama menawarkan keunggulan yakni berada di lingkungan dengan suasana alam yang sejuk dan hijau. Tentunya hal tersebut akan sekaligus menjadi wahana bagi para siswa dalam belajar berbagai kecakapan hidup.
“Sekolah Madania menjunjung tinggi toleransi, kami percaya semua anak bisa mendapatkan pendidikan terbaik. Terlepas dari apa agamanya, minat, dan bakatnya, bahkan children with special need juga memiliki minat dan bakat yang dapat diasah,” ujar Marketing Sekolah Madania, Nurmawati.
#elevate women