Fimela.com, Jakarta Nga-Yee baru pulang dari bekerja di perpustakaan ketika mendapati ada kerumunan di depan gedung apartemennya. Saat ia mencoba mencari tahu kerumunan itu, betapa terkejutnya ia mendapati adiknya, Siu-Man tergeletak bergeming di beton dingin. Gadis yang baru berusia 15 tahun itu bunuh diri melompat dari jendela apartemennya.
Dalam waktu singkat, Nga-Yee kehilangan segalanya. Ayahnya meninggal dalam sebuah kecelakaan industri dan ibunya meninggal karena kanker. Kini, adik perempuan satu-satunya pun meninggal dunia. Nga-Yee tak punya siapa-siapa lagi.
Nga-Yee tak bisa tinggal diam dengan tragedi yang menimpa adiknya. Sebelum ditemukan tewas bunuh diri, Siu-Man adalah seorang korban pelecehan seksual. Hari-harinya tak lagi sama setelah menjadi korban. Meski pelakunya sudah ditangkap, tapi hari-hari yang dipenuhi mimpi buruk masih menghantui kehidupan Siu-Man. Ada hal-hal yang disembunyikannya dan ada hal-hal yang tak ia utarakan pada kakaknya. Hal inilah yang kemudian ingin dicari tahu oleh Nga-Yee. Ia menginginkan keadilan untuk adiknya.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Novel Second Sister
Judul: Second Sister (Putri Kedua)
Penulis: Chan Ho-Kei
Alih bahasa: Reita Ariyanti
Editor: Ratih Susanty & Anastasia Aemilia
Proofreader: Karina Anjani
Desain sampul: Martin Dima
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Siu-Man melompat dari jendela di lantai dua puluh dan tewas seketika. Nga-Yee, kakak perempuan yang selama ini membesarkannya, menolak percaya bahwa adiknya bunuh diri. Nga-Yee meminta bantuan seorang peretas, yang hanya dikenal sebagai N, untuk menyelidiki kasus kematian adiknya.
Penyelidikan amatir mereka berlanjut seperti permainan kucing dan tikus ke seluruh penjuru kota Hong Kong serta dunia digital bawah tanah mereka, terutama di platform-platform gosip daring, tempat seseorang menjatuhkan nama baik Siu-Man tanpa ampun.
Berawal dari kasus pelecehan seksual di transportasi umum, yang berlanjut menjadi kasus perundungan di dunia daring ternyata membuat Siu-Man menyerah. Tetapi, benarkah itu penyebab Siu-Man memutuskan untuk bunuh diri? Di era sekarang, dengan percakapan daring dan luring yang terus berlangsung, terkadang manusia melupakan bahwa yang mereka libatkan adalah manusia yang nyata, bukan maya.
***
Untuk menyelediki kasus kematian Siu-Man, Nga-Yee pun meminta bantuan seorang peretas yang dikenal dengan nama N. Awalnya tidak mudah untuk bisa membuat N mau menyelediki kasus kematian adiknya, tapip Nga-Yee tidak menyerah. Meski ia tak punya banyak uang atau tabungan untuk membayar biaya penyelidikan itu, ia rela melakukan apa pun demi memulihkan nama baik adik perempuannya.
Rupanya kasus Siu-Man lebih serius dari yang terlihat di permukaan. Postingan dari seseorang yang mengaku sebagai keponakan pelaku pelecehaan terhadap Siu-Man ternyata menyimpan banyak misteri. Ada situasi yang lebih mengerikan di balik itu. Bahkan Siu-Man sempat mengalami hari-hari yang mencekam yang tidak pernah ia ceritakan kepada kakaknya sendiri.
"Manusia takkan pernah mau mengakui bahwa mereka makhluk yang egois. Kita bicara tanpa henti tentang moral dan keadilan, tapi begitu kita terancam kehilangan apa yang kita miliki, kita kembali pada kemampuan untuk bertahan hidup." (hlm. 523)
Membaca Second Sister, kita akan dibuat penasaran dari awal hingga akhir. Terus menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi di balik kasus bunuh diri Siu-Man. Terus menerka-nerka siapa yang patut disalahkan dan siapa pelaku sebenarnya dari kasus ini. Narasinya pun sangat seru. Sehingga sama sekali tidak membuat kita bosan untuk membacanya. Terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia juga sangat bagus.Â
Ada plot twist yang sungguh mengejutkan dalam novel ini. Kalau sudah membaca dari halaman awal, wajib untuk menamatkannya sampai halaman terakhir. Kita akan dibuat tercengang dengan pengungkapan lapis demi lapis kasusnya.
"Internet hanyalah alat. Orang-orang atau hal-hal bisa dibuat jadi baik atau jahat, seperti pisau bisa dipakai membunuh." (hlm. 607)
Isu tentang kekerasan seksual, online bullying, pelecehan anak di bawah umur, pemerasan di dunia maya, penegakkan keadilan terhadap korban kekerasan seksual, hingga seluk beluk dunia gelap di internet, dijalin dalam cerita yang menarik dalam novel ini. Sosok N jelas yang paling menonjol dalam setiap penyelidikan. Dia bukan peretas biasa. Berbagai hal rumit tentang peretasan dalam penyelidikan ia uraikan satu per satu.Â
Hidup di era internet seperti sekarang, kita bisa terhubung ke mana saja dan dengan siapa saja. Sama seperti orang-orang di dunia nyata, orang-orang di dunia maya juga ada yang baik dan jahat. Setiap jejak yang kita tinggalkan di internet pun tidak hilang begitu saja. Serta satu hal penting yang perlu kita ingat adalah orang-orang yang kita bicarakan di dunia maya adalah orang-orang sungguhan. Bahkan, sebuah postingan yang ditulis dengan sembarangan dan penuh kebencian bisa merenggut nyawa seseorang.
#ElevateWomen