Fimela.com, Jakarta Perempuan memiliki peran penting dalam mengambil keputusan darisegala aspek kehidupan. Namun faktanya, belum sepenuhnya benar-benar ‘merdeka’ atas pilihannya.
Dalam hal pemberdayaan misalnya, data SDKI 2017 menunjukkan bahwa masih terdapat 10 persen perempuan yang tidak memiliki keterlibatan dalam pengambilan keputusan rumah tangga.
Sedangkan dalam hal kesehatan reproduksi, survey DKT Indonesia tahun 2019 yang dilakukan pada 891 perempuan di tujuh kota besar di Indonesia mengungkapkan bahwa masih terdapat 10 persen perempuan yang tidak mendapatkan ijin dari suami untuk menggunakan alat kontrasepsi sebagai langkah perlindungan perencanaan keluarga.
Advertisement
BACA JUGA
Padahal, dr. Eni Gustina, MPH selaku Deputi KB KR BKKBN mengatakan perempuan berkontribusi melahirkan generasi Bangsa yang akan melahirkan generasi berkualitas ketika mereka paham akan hak reproduksinya.
"Perempuan berhak untuk menentukan kapan dia akan punya anak, berapa jumlah anak yg diinginkan, jarak anak dan kapan untuk tidak punya anak lagi," ujar dr.Eni dalam acara virtual Andalan#PerempuanSadarPilihan.
Hal serupa pun dikatakan, Dr. dr. Melania Hidayat, MPH selaku UNFPA Assistant Representative jika perempuan sudah menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa dalam berbagai peran dan situasi, termasuk selama krisis global COVID-19.
Walaupun pandemi ini telah berdampak besar terhadap perempuan dengan adanya hambatan akses ke layanan kesehatan seksual dan reproduksi dan meningkatkan risiko kekerasan berbasis gender, perempuan telah memimpin dan berperan penting dalam respon COVID-19 di semua sektor, dari kesehatan hingga sains.
"Perempuan dan kepemimpinan mereka yang membuat dunia menjadi lebih baik. Saat perempuan memimpin, bersama kita menjadi lebih kuat," ungkapnya.
Advertisement
Perempuan harus sadar dan mampu menentukan pilihan
Cut Vellayati, Group Product Manager DKT Indonesia yang membawahi Andalan menjelaskan di jaman serba modern ini, sudah saatnya perempuan sadar dan mampu untuk menentukan pilihan khususnya terkait dengan akses kesehatan seksual reproduksi secara menyeluruh.
"Perempuan harus berperan dalam menentukan pilihan yang terbaik untuk dirinya sendiri untuk mengurangi dampak kesehatan terhadap tubuhnya," ujar Cut.
Di Indonesia misalnya, 305 dari 100.000 perempuan meninggal karena hal yang berkaitan dengan kehamilan maupun pada saat melahirkan. Selain itu, Ibu Rumah Tangga saat ini masih menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap infeksi HIV.
Ditambah, masih terdapat 11 persen perempuan Indonesia yang belum terpenuhi kebutuhannya dalam berkontrasepsi, dikarenakan kesulitan akses terhadap kontrasepsi.
Realita tersebut menginspirasi Andalan, sebagai brand kesehatan reproduksi perempuan terdepan di Indonesia mengampanyekan #PerempuanSadarPilihan dalam momentum Hari Perempuan Sedunia 2021.
"Melalui momentum Hari Perempuan Internasional kali ini, Andalan ingin mengajak perempuan Indonesia untuk sadar serta mampu menentukan pilihan kesehatan yang terbaik. Perempuan seringkali menomor-duakan kesehatan dirinya sendiri, dan memprioritaskan kesehatan orang yang disayanginya baik itu suami, keluarga, maupun anak. Hal ini membuat perempuan akhirnya mengabaikan tentang kesehatan diri termasuk kesehatan reproduksinya. Padahal, perempuan memiliki anatomi reproduksi yang sangat kompleks, berbeda dengan laki- laki, perempuan juga memiliki kekuatan untuk hamil, sehingga hal tersebut perlu direncanakan dengan matang dan baik, mulai dari persiapan kesehatan menjelang kehamilan, kelahiran,hingga sesudah melahirkan," tambah Cut.
#elevate women