Fimela.com, Jakarta Bahaya kanker serviks masih mengintai perempuan Indonesia. Menurut data GLOBOCAN 2020, kanker servik menjadi jenis kanker terbanyak kedua yang dialami perempuan dengan jumlah kasus lebih dari 36ribu. Sebanyak 57 perempuan Indonesia meninggal setiap harinya akibat kanker serviks.
Angka tersebut meningkat setiap tahunnya hampir 15% sejak 2018. Hal ini menunjukkan lebih dari 21ribu keluarga Indonesia setiap tahunnya harus ditinggalkan oleh ibu, anak perempuan, dan istri akibat kanker serviks. Padahal kanker serviks dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi HPV.
Advertisement
BACA JUGA
Melihat kondisi ini, vaksinasin HPV menjadi strategi global dari WHO untuk mengatasi kanker serviks di Indonesia. Tidak berhenti sampai pada vaksinasi HPV, cakupan skrining, dan akses perawatan yang memadai juga menjadi fokus WHO untuk menekan kasus kanker serviks.
Berdasarkan Center for Disease Control Amerika Serikat, vaksinasi HPV direkomendasikan sebagai upaya pencegahan primer terjadinya kanker serviks. Menurut dr. Diana Mauria Ratna Asih, Sp.OG mengatakan tidak hanya kepada perempuan, vaksin HPV juga dapat diberikan kepada perempuan dan pria serta pasangan yang berencana menikah.
Advertisement
Investasi kesehatan
“Kanker serviks juga dikenal sebagai silent killer bagi kaum perempuan karena inkubasi HPV tidak menunjukkan gejala apapun dan butuh waktu lama, bahkan dapat lebih dari sepuluh tahun untuk berkembang menjadi kanker serviks. Seringnya kanker serviks terdeteksi pada perempuan usia produktif, di mana perannya masih sangat dibutuhkan dalam keluarga,” jelas dr. Diana.
Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) berkolaborasi dengan BKKBN terus berupaya menggencarkan vaksinasi HPV sebelum menikah bagi para pasangan. Vaksin HPV menjadi investasi kesehatan sekaligus langkah perlindungan utama, khususnya bagi perempuan, dari berbagai macam penyakit yang diakibatkan virus HPV.
Simak video berikut ini
#Elevate Women