Fimela.com, Jakarta Dosis pertama vaksin COVID-19 AstraZeneca telah tiba di Indonesia pada Senin (8/3/2021) melalui skema COVAX dari WHO. Pada pengiriman pertama, terdapat 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang dikirim ke Indonesia.
Kedatangan vaksin AstraZeneca menambah varian vaksin COVID-19 yang digunakan Indonesia untuk memerangi pandemi COVID-19. Namun dibanding vaksin Sinovac yang telah tiba lebih dulu di Indonensia, manakah yang lebih baik?
Advertisement
BACA JUGA
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin AstraZeneca sebelum tiba di Indonesia. BPOM bekerja sama dengan Komite Nasional Penilai Obat, (Indonesian Technical Advisory Group on Immunity (ITAGI), dan klinisi terkait lainnya telah melakukan proses evalasi untuk keamanan khasiat dan mutu vaksin AstraZeneca.
Izin penggunaan darurat yang dikeluarkan BPOM berdasarkan data hasil uji klinis di luar negeri. Disebut pemberian vaksin AstraZeneca adalah dua dosis dengan interval 4-12 minggu pada total 23.745 subjek dinyatakan aman dan dapat ditoleransi dengan baik.
Advertisement
Efek samping
Pemberian vaksin AstraZeneca juga menunjukkan kemampuan yang baik dalam merangsang pembentukan antibodi pada populasi dewasa maupun lanjut usia. Efikasi vaksin dengan 2 dosis standar yang dihitung sejak 15 hari pemberian dosis kedua hingga pemantauan 2 bulan menunjukkan sebesar 62,10 persen.
Sebagian besar efek samping dari vaksin AstraZeneca berada dalam kategori ringan hingga sedang. Kebanyakan efek sampingnya hilang beberapa hari sampai seminggu setelah vaksinasi. Adapun beberapa efek samping yang mungkin muncul, seperti nyeri di area suntikan, merasa lelah, demam, mual, dan sakit kepala.
Terkait dengan varian baru B117, Pascal Soriot selaku Kepala Eksekutif AstraZeneca menyebut vaksin yang dikembangkannya efektif melawan virus varian baru.
Vaksin Sinovac
Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah menggunakan vaksin COVID-19 Sinovac untuk melakukan program vaksinasi di Indonesia. Diketahui vaksin Sinovas merupakan virus utuh yang sudah dimatikan dan bertujuan memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius.
Dari segi efikasi, BPOM telah melakukan klinis fase ketiga sebesar 65,3 persen dan imunogenesitas 99 persen. Selama program vaksinasi, efek samping yang timbul dari vaksin Sinovac ini adalah nyeri di sekitar area suntikan, gatal, hingga mengantuk.
Dalam kemampuannya melawan varian baru B117, vaksin Sinovac masih efektif dalan melawan virus baru ini. Pasalnya, varian baru B117 merupakan sebagian perubahan dari COVID-19 yang belum bermutasi. Sehingga antibodi yang muncul dianggap masih bisa mencegah paparan varian B117.
Advertisement
Simak video berikut ini
#Elevate Women