Fimela.com, Jakarta Tulisan kiriman Sahabat Fimela.
***
Oleh: Kartini
Advertisement
Perkenalkan namaku Kartini. Di bulan kasih sayang ini aku sangat bersyukur, masih diberi kesehatan dan kesempatan hidup yang lebih baik dan lebih baik lagi. Sedikit cerita tentang diriku dan pahlawan dalam hidupku. Sosok malaikat yang berhati baik, lemut, dan suci. Menyayangi aku yang tak lekang oleh waktu, dia adalah ibuku.
Aku teringat masa lalu ketika aku masih menjadi seorang mahasiswa. Setiap akhir pekan tiba adalah momen terbaikku untuk menghabiskan waktu bersama keluarga ataupun teman-teman. Aku dulu belum menyadari apa makna kasih sayang ibu bagiku. Menurutku cara ibu mendidik aku itu kuno, dan cuma bisa melarang apa yang aku sukai. Melarangku untuk pulang lebih dari jam 6 sore, main game seharian, dan menunda makan siang.
BACA JUGA
Terkadang tanpa sadar aku melukai hatinya lewat bantahan atau bahkan melawan titahnya. Aku juga sering mengabaikannya serta lebih memilih melewatkan momen-momenku bersama teman-temanku. Bagiku curhat dengan mereka lebih menarik dan “nyambung” daripada curhat bersama ibu. Namun, ibu tidak pernah sedikitpun membenciku karena perlakuanku. Baginya aku akan selalu menjadi malaikat kecilnya.
Ibu selalu berpesan, “Ibu tahu kamu sibuk dengan berbagai kegitan dan ibu tidak meminta apa-apa, yang ibu minta hanyalah sedikit waktu darimu. Ibu minta waktu semenit saja mendengar suaramu, hanya untuk mengetahui bahwa kamu baik-baik saja, Nak.”
Setelah berubah status dari seorang anak dan kini akan menjadi seorang ibu, aku menyadari bahwa kasih sayang ibu tidak tertandingi dengan apa pun di dunia ini. Seorang ibu akan rela berkorban apa saja demi anak-anaknya.
Advertisement
Ibu yang Selalu Kucintai dan Kini Kurindukan
Semakin aku tumbuh dewasa, semakin aku menyadari bahwa ibu adalah teman terbaik yang pernah aku miliki. Andai aku bisa membalas segala jasa dan kasih sayang yang ia berikan sepanjang hidupku, dan selagi beliau masih ada. Cinta ibulah yang memberiku kehidupan. Dari semua hadiah terbaik yang ditawarkan dalam kehidupan ini, seorang ibu yang penuh kasih adalah yang paling baik dari itu semua. Bagiku, ibu adalah sahabat terbaik yang senantiasa bersinar.
Sungguh aku rindu, rindu dengan pelukan ibu. Rindu dengan kehangatan suasana rumah bersamanya. Karena memang setelah aku menikah, aku dan sumiku memutuskan untuk pindah dan tinggal di luar kota, yang artinya aku tidak serumah lagi dengan ibu. Andaikan jarak dan waktu bisa mempertemukan kami di saat situasi seperti saat ini, tentu aku akan bahagia sekali.
Satu tahun aku tidak merasakan pelukan, dan momen hangat bersama ibu. Tetapi tidak apa-apa, aku sadar memang semua ini untuk kebaikan bersama. Aku harus bisa meredam dan melawan egoku. Tetap stay di rumah saja dan tidak mudik, demi keluarga tercinta yang jauh di sana. Demi terputusnya rantai penyebaran CoVid-19.
Ibu, doaku tak akan pernah berubah. Semoga ibu di sana panjang umur, dan sehat selalu. Tunggu aku pulang ketika esok keadaan telah membaik. Pulang untuk melepas rindu bersama ibu, dan tentu juga dengn keluarga tercinta di rumah. Terima kasih ibu untuk seribu kali cinta, kasih dan sayangmu, bahagia ibu adalah surga bagiku.
#ElevateWomen