Fimela.com, Jakarta Tulisan kiriman Sahabat Fimela.
***
Oleh: Ida Umy Rasyidah
Advertisement
Bahagia rasanya ketika ada lelaki yang memperhatikan, yang mengungkapkan rasa cintanya, yang memperlakukanku layaknya ratu terlebih lelaki itu memenuhi semua kriteria yang kuinginkan. Hari terus berjalan, kebahagiaanku terus bertambah ketika bersamanya, berdua bersamanya menikmati indahnya kota, membahas berbagai hal membuatku berada di zona nyaman dan tak ingin keluar sedikit pun. Aku terus beraharap kegiatan seperti ini akan terus berlangsung terus menurus, jujur saja aku telah dibuatnya jatuh cinta dalam waktu yang singkat.
Namun, ternyata salah aku dibuatnya terbang dan dijatuhkan begitu saja. Aku kira aku satu-satunya orang spesial yang ada di hatinya. Ternyata aku hanya selingan. Betul, dia sudah mempunyai pacar. Pacarnya mendatangiku dan menjelaskan semuanya. Aku hanya bisa menerimanya karena aku bukan siapa-siapa di hidup lelaki itu.
BACA JUGA
Advertisement
Menjauhinya
Sejenak aku berpikir egois karena rasa cintaku kepadanya, aku ingin memilikinya dan aku membenci pacarnya. Tak tahu diri memang saat itu, aku masih saja menghubunginya. Mengapa aku bisa sebodoh itu hanya karena lelaki tak baik? Lelaki yang bahkan tidak mengakui pacarnya di depanku.
Setelah banyak desakan dari sahabatku, aku sadar apa yang aku lakukan itu salah. Mengapa aku membenci pacarnya padahal lelaki itu yang salah? Mengapa kita sesama wanita saling merendahkan hanya karena lelaki yang tak menghargai wanitanya? Seketika aku menjauhi lelaki itu dan berusaha melupakan meskipun masih sakit rasanya.
Aku berharap wanita itu bisa melepas lelakinya, karena dia berhak mendapatkan lelaki yang lebih baik, lelaki yang bisa mengakui pasangannya, lelaki yang memperlakukan dia layaknya ratu dan memprioritaskannya.
#ElevateWomen