Fimela.com, Jakarta Kita semua pernah punya pengalaman atau kisah tentang cinta. Kita pun bisa memaknai arti cinta berdasarkan semua cerita yang pernah kita miliki sendiri. Ada tawa, air mata, kebahagiaan, kesedihan, dan berbagai suka duka yang mewarnai cinta. Kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Februari 2021: Seribu Kali Cinta ini menghadirkan sesuatu yang baru tentang cinta. Semoga ada inspirasi atau pelajaran berharga yang bisa dipetik dari tulisan ini.
Advertisement
***
Oleh: Nyh
Getir kehidupan dirasakan olehnya kala itu. Berbondong-bondong mencari nafkah, kesana kemari untuk sesuap nasi dan susu bayi untuk kedua anaknya. Tak kenal lelah dan letih, yang diingat adalah nafkah untuk keluarga. Apa pun dilakukan dan dikerjakannya, asalkan hal tersebut merupakan ladang pekerjaan yang halal sehingga kita dapat menuai keberkahan.
Usaha kerasnya tak pernah padam, apalagi semangatnya. Pendidikan sarjananya telah usai ditempuhnya hingga lahirlah seorang bayi mungil perempuan cantik seperti namanya, Annisa. Cukup sudah, tiga bidadari putri mungilku dilahirkan agar kelak merekalah para penerus dan para pengangkat derajat kedua orang tuanya baik di dunia maupun di akhirat.
Roda kehidupan terus berputar dan melaju dengan seiring ketetapan-Nya. Beberapa harapan dan cita-citanya mulai terkikis oleh masa. Sampai pada akhirnya, dirinya dibenturkan oleh kerasnya kehidupan.
Dalam hatinya berkata, "Apakah aku harus melanjutkan pendidikan demi karierku kelak? Ataukah aku harus memilih pekerjaan sampinganku, demi mencukupi kebutuhan keluarga?" Wajar, pikirannya dibenturkan dengan keadaan. Karena selama ini pendidikannya gratis tanpa biaya sedikitpun.
Orang tuanya berasal dari keluarga yang tidak mampu jika melanjutkan sarjana. Namun, semangat abahku dalam dunia pendidikan tidaklah mudah untuk menyerah. Masalah mendewasakannya, hingga pada akhirnya beliau menemukan kedamaian hatu. Dan semenjak itu beliau mulai bertindak dengan kesepakatan yang sangat luar biasa. Damai sekali rupanya dengan pikiran beramuk kala itu.
Lembaran kehidupan baru dimulai, alhamdulillah segala kebutuhan sedikit demi sedikit mulai terpenuhi. Fase kehidupan mulai berganti, melihat tiga bidadarinya yang mungil itu bertambah dewasa dan tentunya semakin banyak kebutuhan dan keperluan di masa mendatang. Begitu cepat, tanpa dirasa segala kebutuhan kian meningkat terutama pendidikan untuk ketiga anaknya.
Pelengkap hidupnya hadir dan ikut berjuang untuk mengarungi kerasnya kehidupan. Semua memang terlihat cukup, namun di balik itu semua ada uang yang harus diputar entah kanan ataupun ke kiri. Keduanya, semangat bekerja demi rezeki yang halal untuk pendidikan ketiga anaknya.
Pagi berangkat, petang pulang. Rumah bagaikan hotel hanya untuk penginapan saja. Raut muka lelahnya, dan keluh kesahnya tak pernah sekali ditampakkan di depan ketiga putrinya. Hanya kata semangat dan semangat belajar yang terus dilontarkan kepada ketiga putrinya. Ingin sekali bisa menemani setiap harinya sampai detik ini. Dan ingin sekali mengetahui apa isi hati keduanya.
Pesantren adalah tempat pendidikan ketiga putrinya. Banyak harapan dari keduanya, namun hanya satu pintanya yaitu mahirlah engkau ketiga anakku dalam mengaji agar kelak ketika kami tiada engkau selalu hadiahkan Surat Yasin dan tahlil untuk mendoakan kami, karena itu merupakan hadiah terindah bagi Kami di akhirat nanti, hanya itu pintanya. Ini nasehat beliau sebelum pergi ke Pesantren.
Wajah keduanya terlihat begitu lelah dan sedikit mulai menua. Begitu juga rambutnya, uban pun mengitari kepalanya di mana-mana dengan warna khas yang merona. Kami, ketiga anaknya sampai detik ini belum bisa membuatnya bahagia.
Advertisement
Orangtua yang Paling Kusayang
Bahagia yang menurut kami, benar-benar bahagia. Keduanya tidak pernah letih dalam menasihati ketiga anaknya. Kami adalah keluarga pejuang. Ya, pejuang dunia dan akhirat. Dialah Aba seorang laki-laki yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita tanpanya kita tidak bisa seperti sekarang ini. Dan dialah Umi seorang wanita yang tidak pernah berhenti untuk terus belajar, belajar dalam hal apa pun mulai dari agama sampai pengetahuan umum. Lulusan SD tidak membuatnya, merasa minder untuk terus belajar. Karena menurutnya, semua berasal dari kemauan yang kuat. Hasil dinikmati dan dirsakan oleh diri kita sendiri bukan terletak pada pandangan orang lain.
Ingin rasanya aku sebagai anak, tanggung jawab nafkah ayah untuk seorang anak telah usai. Dan, kami ingin berjuang seperti aba dahulu. Namun, aba selalu berpesan, "Selagi ayahmu mampu untuk mencukupi semua itu. Mari, doakan saja kedua orang tuamu. Karena doa anak dengan orang tua itu sangat nyambung terutama apabila orang tua sudah rida tidak ada yang kurang dan tidak ada yang tidak mungkin. Jangan pernah mengambil hak orang yang tidak mampu Nduk untuk belajar. Karena Abah yakin di luar sana masih banyak yang kekurangan," ucapnya. Padahal kami hanya ingin meringankan beban orang tua kita, terutama saat pandemi seperti saat ini krisis ekonomi sedang melanda negara kita. "Ya, Tuhan," ucapku dalam batin.
Kata orang, hidupku nyaman. Padahal semua yang dikatakan oleh mereka, hanyalah pandangan yang tampak dari luar belaka. Mereka hanya memandang tanpa mengklarifikasi bagaimana kehidupan kita sebenarnya. Namun, semua itu patut disyukuri oleh kita bersama. Karena, bagaimana pun keadaannya kita harus pandai-pandai besryukur atas nikmat Tuhan yang telah diberikan kepada kita.
Kedua orangtuaku tidak pernah menuntut kelak kalian harus menjadi orang yang sukses sebagai profesi yang gajinya besar, tidak. Keduanya hanya memberikan arahan yang sangat tepat dan itu sangat berarti bagi kehidupan kelak yang akan datang, yaitu menjadi pribadi yang lebih dalam segala hal, terutama dalam hal akhlak dan ilmu. Keduanya lebih bahagia melihat kita bisa menjadi insan yang sangat bertaqwa dibandingkan harus menjadi pengusaha kaya raya. Karena menurutnya, yang perlu dibenahi terlebih dahulu adalah iman. Dengan iman insya Allah hidup akan tertata dengan seiring ridhoNya.
Keduanya, sangat begitu berarti bagi kehidupan kami. Terima kasih Tuhan, kau hadirkan seorang ayah yang sangat hebat. Pundaknya begitu kuat dalam menopang getirnya kehidupan. Dan terima kasih Tuhan, kau lahirkan kami dari rahim seorang wanita yang tangguh yang tidak pernah pantang menyerah oleh kerasnya kehidupan. Kami adalah keluarga pejuang.
Pejuang dunia dan akhirat-Mu. Keduanya, merupakan GEMIMENNTUNG (Getih Milih Menyang Jantung) bagi kami ketiga putri mungilnya, yaitu dalam setiap tetes keringat perjuangannya dan dalam setiap bait doa harapannya merupakan darah yang terus mengalir terhadap jantung kehidupan kita.
Oleh karena itu, wahai Tuhanku, tolong izinkan kami (ketiga putrinya) untuk membahagiakan keduanya di dunia maupun di akhirat. Dan izinkan kami, untuk selalu membuatnya tersenyum sepanjang hari. Semoga segala letih dan lelah keduanya, engkau berikan ribuan pahala yang begitu besar demi kehidupan kami. Umik, aba kami titipkan segala harapan dan cita-cita kami pada keridaanmu.
#ElevateWomen