Fimela.com, Jakarta Diskriminasi gender di tempat kerja bisa terjadi dalam berbagai bentuk, diskriminasi gender berkaitan dengan karyawan atau pelamar pekerjaan diperlakukan secara berbeda atau kurang menyenangkan karena jenis kelamin atau gender mereka. Diskriminasi gender ini biasanya sering dialami oleh perempuan, walaupun tidak menutup kemungkinan pria juga berpotensi mengalami diskriminasi di tempat kerja.
Sebenarnya banyak cara yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam memberikan akses bagi perempuan agar bisa lebih berperan dalam lingkungan kerja. Misalnya di Indonesia sendiri pemerintah sudah memberikan 30 % kuota bagi perempuan di dalam parlemen agar dapat berperan lebih aktif dalam bidang politik. Namun, di sisi lain tidak dapat dimungkiri bahwa masih banyak perempuan yang mendapatkan diskriminasi di tempat mereka bekerja
Dibayar dengan Gaji Rendah
Advertisement
Masih adannya streotip bahwa perempuan tidka memkiliki kemampuan yang mumpuni dalam bidang pekerjaan dan mereka dianggap tidak bisa mengerjakan sesuatu dengan baik. Dari padangan ini beberapa orang atau perusahaan tidak mau merekrut pegawai perempuan, atau jika direkrut mereka akan dibayar dengan gaji yang rendah.
Bahkan menurut survei yang dilakukan Pew Research Center pada tahun 2017 mengemukakan, sekitar empat dari sepuluh wanita yang bekerja (42%) di Amerika Serikat mengalami diskriminasi dalam pekerjaan karena jenis kelamin mereka. Mereka melaporkan beragam pengalaman pribadi, mulai dari penghasilan yang lebih rendah daripada rekan pria untuk pekerjaan yang sama bahkan untuk tugas yang lebih penting.
BACA JUGA
Advertisement
Tidak Menduduki Jabatan yang Tinggi
Masih anggapan yang sama, terkait dengan streotip pada perempuan yang dianggap memiliki pendidikan yang lebih rendah dan tingkat kecerdasan dibawah pria. Mereka pun tidak diberikan peran banyak dalam menempati posisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja pria dalam perusahaan.
Seperti yang terjadi di Amerika dari hasil survei tahun 2018 mencatat pria memegang 62% posisi manajer dibandingkan perempuan yang hanya menduduki angka 38 %, bahkan untuk setiap 100 pria yang dipromosikan ke peran tingkat manajer, hanya 79 wanita yang naik ke peran serupa. Angka-angka tersebut bahkan lebih buruk lagi bagi wanita kulit berwarna, yang hanya menempati 17% posisi manajer.
Pelecehan Seksual
Masih survei yang dilakukan oleh Pew Research Center pada tahun 2017 di Amerika Serikat, mengemukakan bahwa perempuan mengalami pelecehan seksual di tempat kerja lebih tinggi 42% dibandingkan pria dengan angka 22%.
Perempuan juga sangat rentan sekali mendapatkan perlakuan tak menyenangkan seperti pelecehan seksual di tempat kerja. Pelecehan seksual ini mulai dari kekerasan verbal hingga fisik, seperti digoda atau dirayu oleh rekan kerja, menyebutkan bagian-bagian intim pada perempuan, hingga pelecehan secara fisik dengan menepuk bokong, mencubit bagian tubuh tertentu, meraba dan lain-lain.
Sebenarnya masih banyak lagi bentuk disriminasi terhadap perempuan di tempat kerja, seperti dipecat dari pekerjaan karena melahirkan, tidak mendapatkan hak cuti hamil, tidak mendapatkan kesempatan pelatihan, penghinaan secara fisik, beban kerja berlebih dan sebagainya. Dan ini bisa dikurangi, salah satunya dengan menghilangkan stereotip negatif pada perempuan, seperti perempuan itu lemah, tidak cerdas, tidak bisa melakukan hal yang dilakukan pria dan seterusnya. Semoga bermanfaat.
#ElevateWomen