Fimela.com, Jakarta Bulu Panjang terlahir berbeda dari saudara-saudaranya yang lain. Dia merasa kesepian karena merasa saudara-saudaranya tidak mau menerimanya dengan baik. Namun, hal itu tak membuatnya berhenti bermimpi untuk bisa hidup dan melihat hal-hal yang ada di luar halaman.
Ibu Kuning tidak memberi kasih sayang yang sama besarnya pada Bulu Panjang. Hanya karena penampilan Bulu Panjang tampak yang paling berbeda dari saudara-saudaranya yang lain, dia seperti diasingkan. Tapi satu hal yang pasti, Bulu Panjang memiliki sesuatu yang istimewa.
Tuan Pita Suara adalah majikan Bulu Panjang. Sebenarnya Bulu Panjang tidak benar-benar menyukainya. Terlebih Tuan Pita Suara punya keseharian menjual anak-anak anjing untuk mencari penghasilan. Bulu Panjang merasa Tuan Pita Suara sengaja membuatnya menderita dengan menjual anak-anak anjing.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Novel The Dog Who Dared to Dream
Judul: The Dog Who Dared to Dream
Penulis: Hwang Sun-mi
Penerjemah: Dwita Rizki
Editor: Harum Sari
Pemeriksa Aksara: Titis Adinda
Penata Isi: @designgedang
Perancang sampul: @designgedang
Penerbit BACA
Cetakan I: Agustus 2020
Ini kisah tentang seekor anjing bernama Bulu Panjang—anjing hitam dari ras sapsali. Dia lahir berbeda dari yang lainnya. Bulunya panjang, hitam legam, dan kerap dikesampingkan oleh saudara-saudaranya. Meskipun berbeda, dia memiliki keinginan dan mimpi yang sama seperti saudara-saudaranya, seperti kebanyakan manusia. Hidup di tengah kehangatan keluarga.
Namun, setiap kali musim dingin, kejadian buruk datang menghampiri Bulu Panjang. Kematian saudaranya, kepergian ibu, perpisahan dengan anaknya, dan juga harus menelan pahit bahwa Tuan Pita Suara gemar sekali menjual anak-anak anjing demi menyambung hidup.
The Dog Who Dared to Dream adalah salah satu karya terbaik Hwang Sun-mi, penulis Korea pertama yang dua bukunya berturut-turut terjual lebih dari satu juta eksemplar. Fabel sederhana ini menggambarkan hubungan binatang dan tuannya, serta relasi dengan binatang-binatang lain di rumah Tuan Pita Suara. Sederhana penuh kebajikan, jenaka sekaligus mengharukan.
***
"Bulu Panjang tidak pernah menyukai Tuan Pita Suara akibat sosoknya yang seperti itu. Walau begitu, Bulu Panjang tidak pernah bisa meninggalkan sisi Tuan Pita Suara, maupun membencinya sampai tuntas. Aneh." (hlm. 194)
Buku ini tidak menceritakan anjing manis yang membuat kita tersenyum dan menghadirkan momen-momen bahagia. Bulu Panjang mungkin memang bukan sosok anjing yang menggemaskan. Tetapi ada sesuatu pada dirinya yang membuat kita merasa tersentuh dan berempati padanya.
Bulu Panjang mungkin bukan anjing yang benar-benar beruntung. Bahkan ada kejadian yang sangat menyedihkan yang menimpa ibu dan saudara-saudaranya. Tak hanya itu saja, saat akhirnya dia melahirkan dan punya anak sendiri, ada kesedihan sekaligus kerinduan mendalam yang ia rasakan.
The Dog Who Dared to Dream cocok dibaca oleh anak-anak. Bagus juga dibaca oleh para pembaca dewasa. Bahkan yang memiliki ikatan emosional tersendiri terkait hewan peliharaan, membaca buku ini bisa membuat kita menitikkan air mata. Hubungan Bulu Panjang dan Tuan Pita Suara menghadirkan perasaan yang hangat sekaligus sedih.
Dalam hidup ini, kadang kita tak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Bahkan seringkali kita dihadapkan pada hal-hal yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya, seperti yang dihadapi Bulu Panjang setiap kali musim dingin tiba. Meskipun begitu, kita selalu bisa membuat pilihan dan memperjuangkan yang kita inginkan.
#ElevateWomen