Fimela.com, Jakarta Survei Digital Civitily Index 2020 menunjukkan bahwa netizen Indonesia menjadi warganet yang paling tidak sopan di Asia Tenggara. Survei yang dibuat oleh Microsoft ini menjadi laporan tahunan yang menunjukkan interaksi online. Salah satunya mengenai kesopanan pengguna internet.
Dalam survei ini, netizen Indonesia mendapat peringkat ke-29 dari 32 negara yang disurvei. Artinya, netizen Indonesia menjadi salah satu dengan kesopanan paling buruk dalam interaksi online. Sementara Singapura berada di peringat teratas di Asia Tenggara dan keempat secara global.
Advertisement
BACA JUGA
"Studi tahunan kesopanan digital ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong interaksi positif secara online," ungkap Liz Thomas selaku Regional Digital Safety Lead, Asia-Pacific Microsoft, dilansir dari Mashable.
Microsoft pun memberikan pertanyaan kepada ribuan responden usia dewasa dan remaja dari puluhan negara tentang paparan risiko online yang berbeda di antara empat kategori, yakni perilaku, seksual, reputasi, dan pribadi. Total, lebih dari 16ribu responden dari 32 negara berpartisipasi dalam survei ini. Sebanyak 503 orang Indonesia mengikuti survei yang dilakukan pada April-Mei 2020 ini.
Â
Advertisement
Skor Netizen Indonesia
Microsoft memberlakukan skor 0 sampai 100 dalam survei ini. Semakin rendah skor berarti paparan risiko online makin rendah. Sehingga tingkat kesopanan di internet di negara itu disimpulkan makin tinggi.
Dalam laporan DCI 2020, Microsoft menemukan bahwa tingkat kesopanan netizen Indonesia semakin memburuk dibandingkan tahun ini. Skor DCI yang dimiliki Indonesia untuk kaum remaja tidak berubah. Namun mengalami penurunan 16 skor untuk kalangan dewasa.
Netizen Indonesia pun dinilai memiliki sejumlah risiko internet terbesar pada isu hoax dan penipuan yang naik 13%, ujaran kebencian naik 5% sementara diskriminasi turun 2%. 4 dari 10 responden menilai bahwa kesopanan menjadi lebih baik selama pandemi. Sementara 5 dari 10 orang mengaku terlibat dari pelaku bullying serta 19% responden mengaku sebagai target.
Simak video berikut ini
#Elevate Women