Fimela.com, Jakarta Seiring berjalannya waktu banyak orang mulai membuka hati kepada kekasih beda agama. Beberapa pasangan tidak peduli dan berpendapat ‘cinta tidak mengenal agama dan ras’, sisanya menganggap hubungan beda agama tidak bisa berjalan mulus dan berakhir dengan perpisahan.
Dilansir dari globalnews.com, survei Rumah Tangga Nasional 2011, 4,6 persen dari semua pasangan hukum umum dan pasangan menikah berada dalam ikatan campuran (termasuk pasangan antar agama dan antar ras). Keyakinan religius yang kuat atau bahkan moderat akan memengaruhi banyak aktivitas yang dilakukan sebuah keluarga.
Advertisement
BACA JUGA
Seorang pakar hubungan bernama, April Masini meyakinkan bahwa agama bukan hanya soal tradisi turun temurun atau liturgi, tetapi juga konsep tentang membesarkan anak, bagaimana menghabiskan waktu dan uang, persahabatan, jaringan profesional atau bahkan dapat mempengaruhi tempat tinggal. Pada saat ada perbedaan prinsip antara pasangan, disitulah tantangan hubungan beda agama.
Perbedaan dalam hubungan bisa jadi sebuah tantangan atau peluang untuk mempersatukan. Dilansir dari global news.com, ini adalah beberapa hal yang harus diingat saat menjalani hubungan beda agama.
Saling Menghormati
Semua hubungan harus dilandasi oleh upaya saling menghormati. April Masini menegaskan prinsip ini tidak hanya untuk hubungan beda agama atau ras, tetapi untuk semua hubungan. Akui perbedaan agama ini dan lakukan percakapan terbuka satu sama lain sepanjang hubungan cinta berlangsung, tetapi selalu hormati agama satu sama lain.
Atur Prioritas
Hal ini berbicara tentang toleransi, bagaimana menghormati waktu ibadah pasangan. Awalnya mungkin akan terasa aneh dan tidak biasa menunggu pasangan untuk selesai beribadah, tetapi ini melatih kesabaran pasangan tanyakan apa yang menjadi prioritasnya.
Advertisement
Pelihara Keterbukaan Komunikasi
Ketidakcocokan agama bisa menjadi pemecah masalah bagi banyak orang. Ini adalah jenis topik yang perlu didiskusikan sejak awal.
Cobalah untuk melihat apakah kamu dapat membuat segala sesuatunya berjalan selaras, tetapi jika tidak bisa, jangan memaksanya. Mengenali ketidakcocokan dan secara sadar memutuskan untuk tetap menyimpang dari itu, atau untuk terus maju karenanya.
Penulis : Adonia Bernike Anaya (Nia)