Fimela.com, Jakarta Kita semua pernah punya pengalaman atau kisah tentang cinta. Kita pun bisa memaknai arti cinta berdasarkan semua cerita yang pernah kita miliki sendiri. Ada tawa, air mata, kebahagiaan, kesedihan, dan berbagai suka duka yang mewarnai cinta. Kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Februari 2021: Seribu Kali Cinta ini menghadirkan sesuatu yang baru tentang cinta. Semoga ada inspirasi atau pelajaran berharga yang bisa dipetik dari tulisan ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Nitis Sahpeni
Ini adalah sebuah kisah dari salah seorang sahabat semasa kuliah. Kisah cinta sahabat saya ini adalah sebuah cerita dua hati yang merelakan perpisahan walaupun rasa cinta masih membara antara keduanya. Perpisahan karena terhalang restu orang tua. Ada haru biru dalam perjalanan cinta dua insan ini. Kasih tak sampai yang masih menyisakan kerinduan di jiwa paling dalam. Namun, logika mereka akhirnya memilih hubungan mereka harus berakhir.
Dia adalah Zara, perempuan mungil berlesung pipi dan berkulit putih. Sosok yang sangat riang dan ceplas-ceplos. Dia menjalin kisah asmara dengan Roman. Pria berkulit cokelat, tidak banyak bicara, dan dikenal sangat sayang keluarga. Keduanya sudah merasakan getar asmara pada masa putih abu-abu. Meskipun tidak satu sekolah mereka sering bertemu karena bertetangga. Pada akhirnya menimbulkan benih-benih asmara di antara dua insan lawan jenis itu. Sejak duduk di bangku SMA hingga kuliah semester akhir jalinan cinta Zara dan Roman tercipta.
Zara adalah tipe sanguinis menjalin kasih dengan Roman yang bersifat koleris. Sungguh sifat yang bertolak belakang. Zara yang membutuhkan perhatian, kasih sayang, dukungan. Sedangkan Roman yang lebih bersifat logis, tegas, pekerja keras, tetapi tidak peka. Namun, letupan asmara tampaknya telah menguatkan kisah cinta mereka.
Advertisement
Memilih untuk Berpisah dan Mengambil Jalan Masing-Masing
Hingga akhirnya ibu Zara mengetahui hubungan percintaan mereka.
“Tidak! Sampai aku mati tidak akan pernah merestui hubungan kalian.”
Duaarrr! Kata-kata sang ibu seperti petir menyambar Zara di siang hari. Bukan mudah menjalin hubungan antara Zara dan Roman setelah tidak direstui. Pertengkaran dan putus nyambung kerap mewarnai hubungan keduanya. Mungkin karena tanpa restu ibu yang menyebabkan segalanya menjadi sulit.
Bahkan, agar tidak diketahui oleh sang ibu gaya pacaran mereka sangat unik. Setiap ingin berkomunikasi, masing-masing menuliskan surat, lalu diletakkan di pagar rumah masing-masing karena rumah mereka berdekatan. Cara untuk melepas kerinduan adalah dengan bertemu di lokasi yang jauh dari rumah.
Enam tahun lebih jalinan asmara antara Zara dan Roman, bukan waktu yang sebentar. Pasang surut hubungan kerap terjadi. Tiba saat Roman lulus kuliah, keduanya dihadapkan pada pilihan tersulit. Melanjutkan hubungan tanpa restu atau berpisah sebagai pilihan terburuk di tengah cinta yang merekah. Isak tangis mewarnai pengambilan keputusan keduanya.
Roman yang menjadi tulang punggung bagi keluarga meminta Zara untuk menunggunya meraih kesuksesan sembari mengharap restu ibu Zara. Namun, meski cinta masih membara dan menggelora, semakin hari tidak ada titik temu. Akhirnya, perpisahan menjadi pilihan terbaik. Mereka menyadari, bahwa restu orang tua adalah hal paling penting dalam sebuah hubungan cinta. Kini, Roman dan Zara memilih menjadi sahabat. Mereka telah berbahagia dengan pasangan masing-masing.
#ElevateWomen