Fimela.com, Jakarta Kita semua pernah punya pengalaman atau kisah tentang cinta. Kita pun bisa memaknai arti cinta berdasarkan semua cerita yang pernah kita miliki sendiri. Ada tawa, air mata, kebahagiaan, kesedihan, dan berbagai suka duka yang mewarnai cinta. Kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Februari 2021: Seribu Kali Cinta ini menghadirkan sesuatu yang baru tentang cinta. Semoga ada inspirasi atau pelajaran berharga yang bisa dipetik dari tulisan ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Caecillia Dyah Ayu
Hi Dear,
Februari identik dengan bulan penuh cinta ya, karena ada Hari Valentine di bulan penuh kasih ini. Mau sedikit bercerita mengenai kisah cintaku 24 tahun yang lalu. Yup, aku bertemu dia sewaktu masih duduk di bangku SMA. Masih pakai seragam putih abu-abu.
Awalnya hanya teman sekelas pada waktu kelas 1, aku sedang pendekatan dengan teman cowok lainnya dan dia juga sepertinya asik nge-gank dengan teman cowoknya. Terus salah satu sahabatku minta tolong sama aku untuk mendekatkan dia sama sebut aja namanya Damar. Karena aku sering bareng pas pelajaran agama bareng dia. Awalnya aku sih mengiyakan dan mulailah melancarkan aksi detektif untuk mengenal dia lebih dalam.
Dulu masih zamannya wartel kami asyik berkomunikasi lewat wartel. Wartel jadi saksi cinta kami. Lama-lama setelah mengenal lebih dalam pribadinya aku kok tertarik ya. Sementara cowok yang awalnya aku dekati sebut saja namanya Louis mulai menunjukkan respons tertarik sama aku. Tapi aku jadi lebih peduli sama si Damar ini.
Bingunglah aku masak aku makcomblang malah makan teman? Duh maafkan aku teman bukan maksud hati ingin mengkhianati kepercayaaanmu. Tapi hati ini kok jatuh cinta sama gebetanmu. Lama-lama kami jadi dekat, aku jadi perhatian dan sering khawatir sama Damar.
Pulang sekolah kami pasti bareng, jalan kaki dia mengantarku pulang ke rumah. Romantisnya waktu itu. Terus kami mampir beli kolak atau pecel di warung yang kita lewati. Kami jalan menyusuri jalan sambil bercerita sambil bergandengan tangan. Pengalaman nonton bioskop pertama tak akan terlupakan.
Advertisement
Semakin Dekat
Kuliah aku masih sama dia. Tapi dia aktif di organisasi bikin aku cemburu sebenarnya. Karena waktunya yang harusnya buat aku jadi banyak berkurang karena aktivitasnya itu. Terus kami jadi sering berantem. Putuslah kami. Tapi aku tak bisa jauh darinya. Besoknya kami jadian lagi.
Waktu masa-masa kuliah, dia kehilangan ayahnya. Sejak itu aku jadi semakin dekat dengan dia, tapi semua mengalir saja. Sering berantem juga malah kami juga sempat putus 2 kali. Tapi ya itu besoknya nyambung lagi. Hahaha aku memang tak bisa jauh darinya.
Percintaan kami berlanjut sampai kami sama-sama bekerja tapi komitmen kami dulu kami mau menikmati masa muda dulu, mau raih prestasi setinggi-tingginya, bekerja dan banyak waktu untuk keluarga. Karena mamaku meninggal setelah 1 tahun aku bekerja, aku jadi merasa punya tanggung jawab untuk merawat dan membesarkan 2 adikku yang waktu itu baru ABG dan duduk di bangku SD.
Cinta kami tumbuh dengan kuat dan kokoh. Banyak bumbu yang semakin menguatkan cinta kami. Dia itu tak pernah romantis. Tapi aku suka. Dia paling mengerti aku. Dialah yang menguatkan aku saat aku terpuruk. Yang mendampingiku dan mendengarkan semua ceritaku. Dialah yang selalu membuatku semangat menjalani hari-hariku.
Setelah 9 tahun berpacaran kami bertunangan dan berencana untuk menikah 2 tahun setelah itu. Namun ada saja cobaan yang datang menghadang. Tunanganku di PHK dari perusahaannya. Seperti petir di siang bolong padahal kami sedang mempersiapkan rencana pernikahan yang tentunya membutuhkan biaya yang ga cuma sedikit. Tapi aku coba menguatkan dia, mendampinginya dan memanjatkan doa berharap tuanganku mendapat ganti pekerjaan lebih baik dari sebelumnya. Dan doaku terjawab, tunanganku mendapatkan pekerjaan bahkan promosi menjadi kepala cabang. Terima kasih, Tuhan.
Hingga Tuhan akhirnya menyatukan cinta kami dalam sakramen pernikahan setelah 11 tahun berpacaran. Sungguh cara Tuhan memang luar biasa. Sebelas tahun aku menjalaninya seperti baru kemarin saja pacaran. Setiap hari banyak hal baru bersamanya. Setelah menikah kami semakin memahami karakter masing-masing.
Awal pernikahan masih sering berantem karena ego masing-masing. Apalagi aku juga ditinggal dia bekerja di luar kota. Tapi berkat doa dan saling percaya kami bisa melalui masa itu dengan baik. Puji Tuhan kami mendapat dua malaikat kecil Encon dan Encin yang semakin meramaikan rumah kami.
Selama 13 tahun menikah memang bukanlah hal yang mudah karena menyatukan 2 pribadi yang berbeda demikian pula 2 keluarga yang beragam. Suamiku 10 bersaudara bisa dibayangkan yaa dan aku sendiri 3 bersaudara.
Dia yang Terus Ada di Sisiku
Awalnya aku merasa tertekan tapi aku berusaha menerimanya dengan karakternya apa adanya. Aku sudah tidak berniat untuk merubah karakter sesuai yang aku inginkan. Dan dia juga mencoba untuk menerimaku. Banyak bantuan dari ibu mertua dan saudara pada pernikahan kami yang membuatku merasa tidak sendiri.
Terima kasih mama mertua, engkau sudah menjadi pengganti mamaku yang telah pergi dipanggil Tuhan. Dengan caranya yang unik tapi aku sadar beliau sangat mencintaiku. Aku banyak belajar mengenai menjalani hidup dari beliau.
Setelah menikah, aku satu tahun hidup serumah dengan mama mertua. Dan setelah itu mencoba berdikari dengan menempati rumah kakak yang tidak ditempati. Pengalaman yang sungguh luar biasa. Sejak kecil aku terbiasa dengan adanya pembantu. Aku dimanjakan dengan semuanya dilayani. Sekarang aku benar-benar mandiri melakukan semuanya sendiri. Awalnya kaget tapi lama-lama terbiasa juga. Suamiku yang melatihku supaya aku tidak manja.
Perjuangan selama 4 tahun kami baru bisa meninggali rumah kami sendiri. Banyak air mata, dan keringat yang dicurahkan untuk mendapatkan rumah kami itu. Bahkan sudah punya anak 2 tapi baru bisa punya rumah sendiri. Aku sungguh sangat bersyukur. Tapi baru satu bulan mendiami rumah tersebut aku divonis kena kanker. Dunia serasa runtuh. Tapi dia suamiku yang memberiku semangat, mendampingiku, menguatkan mentalku. Hingga saat ini aku masih bisa bersamanya.
Lima tahun sudah aku lalui hidup bersama kanker ini. Berat sangat berat terlebih dengan banyaknya proses pengobatan yang aku jalani. Kadang aku menyerah. Tuhan rencana apa yang Kau rancangkan untuk hidupku ini? Tapi suamiku yang membuatku bangkit kembali dengan caranya. Bukan dengan cara yang romantis, bahkan dia sering memarahiku. Tapi justru karena itu aku menjadi tersadar. Aku masih ingin hidup lebih lama lagi. Aku masih mau mendampinginya. Menemani anak-anakku tumbuh besar bahkan menikah. Oh Tuhan kiranya Kau mengabulkan permintaanku ini.
I love you 3000 times my husband, aku sangat bersyukur bertemu denganmu. Tuhan sangat baik memberikanku anugerah terindah dalam hidupku yaitu kamu dan anak-anak. Tak henti ucapkan syukur karena semua kebaikan-Nya dalam hidupku. Bersama kita akan lalui panas dinginnya dunia. Hingga usia senja nanti jika Tuhan berkenan. Peluk dan cinta untukmu suamiku dariku yang selalu mencintaimu.
#ElevateWomen