Fimela.com, Jakarta Pertanyaan seputar "kapan" memang tak pernah ada habisnya. Saat lajang, diburu pertanyaan kapan nikah. Setelah menikah, muncul pertanyaan kapan punya anak. Bahkan setelah punya anak pertama, masih ditanya lagi kapan punya anak kedua dan seterusnya.
Setiap pertanyaan "kapan" memang bisa sangat menyinggung perasaan. Bagi pasangan suami istri, pertanyaan "kapan punya anak" merupakan salah satu pertanyaan yang menyakitkan. Apalagi bagi yang sudah bertahun-tahun menikah tapi belum dikaruniai momongan, ditanya kapan punya anak oleh orang-orang yang bahkan tidak dikenal dengan baik bisa sangat menyakiti perasaan.
Advertisement
BACA JUGA
Kita Tak Pernah Tahu Perjuangan Setiap Orang
Melansir laman ncbi.nlm.nih.gov, sekitar 50 juta orang di seluruh dunia mengalami masalah kesuburan dan kesulitan memiliki anak. Menanyakan "kapan punya anak" tidak hanya sensitif tapi juga bisa mengganggu privasi orang.
Kita tak pernah tahu perjuangan setiap orang dan setiap pasangan dalam memiliki anak. Ada yang sudah berusaha bertahun-tahun dan mencoba segala upaya untuk bisa memiliki keturunan, tapi belum juga memiliki anak. Bahkan ada pasangan yang sudah melakukan berbagai upaya terbaik sampai rasanya hampir menyerah untuk bisa memiliki momongan. Ada juga yang mengalami serangkaian keguguran dalam upaya memiliki buah hati yang didambakan. Pertanyaan "kapan punya anak" yang dilontarkan begitu saja pada pasangan yang sebenarnya sedang dalam pergulatan dan perjuangan untuk mengusahakannya bisa sangat menyakitkan perasaan mereka.
Advertisement
Tiap Pasangan Punya Keputusan dan Pilihan Sendiri
Setiap pasangan pasti punya pertimbangan tersendiri terkait rencana memiliki anak. Perkara memiliki anak merupakan hal yang cukup sensitif bagi tiap pasangan suami istri. Status finansial, kondisi kesehatan, tujuan karier, dan sebagainya bisa menjadi faktor-faktor yang memengaruhi keputusan tiap pasangan dalam memiliki anak. Sehingga kita tak bisa menyamaratakan kehidupan setiap pasangan.
Menghargai Privasi Orang Lain Itu Tidak Susah, kok!
Tidak susah kok untuk menahan diri dari melontarkan pertanyaan soal anak pada pasangan suami istri. Apalagi jika pasangan tersebut bukan orang yang kita kenal dengan baik atau bukan sahabat dekat kita, maka kita perlu lebih ekstra hati-hati ketika akan menanyakan perkara anak pada mereka. Menghargai privasi orang lain sebenarnya tidak sulit selama kita punya empati.
Serta, bagi pasangan yang kerap ditanya punya anak dan sudah merasa lelah dengan pertanyaan itu, semoga semakin dikuatkan ya. Meski kadang pertanyaan itu menghujam dan membuat rasa sakitnya sampai ke ulu hati, tetap kuatkan diri. Tidak semua orang perlu tahu perjuangan dan pengorbanan yang kita lakukan. Tidak semua orang punya hak untuk mencampuri privasi kita. Semoga apa pun yang sedang diusahakan atau diupayakan bisa memberi hasil yang terindah.
#ElevateWomen