Fimela.com, Jakarta Seiring bertambahnya usia, ketika memasuki akhir usia 20an atau sudah di awal 30an, seorang perempuan biasanya akan makin didesak untuk menikah. Banyak yang bilang usia sudah matang hingga ada yang menakut-nakuti nanti jadi perawan tua. Tapi kalau memang belum siap dan belum menemukan seseorang yang pas di hati, dipaksakan pun akan percuma.
Menikah tetaplah butuh kesiapan hati. Bukan karena asal cocok, sudah sama-sama berusia matang, sudah sama-sama bekerja, atau semacamnya. Pernikahan tetap membutuhkan kesiapan dan persiapan yang baik. Sebab pernikahan tak ubahnya sebuah perjalanan baru yang perlu diarungi bersama dengan semua lika-liku masalah barunya.
Advertisement
BACA JUGA
Menikah Tak Semestinya untuk Memenuhi Tuntutan Orang Lain
Kita berhak bahagia dengan menikah. Jika ada kerabat jauh yang mungkin sering menyindir kita karena masih belum menikah di usia yang matang, tidak perlu terlalu memikirkannya. Apalagi jika orangtua kita sendiri sebenarnya tak terlalu mempermasalahkan keputusan kita untuk menikah di usia berapa, maka kita masih tetap bisa baik-baik saja. Kita tak bisa memuaskan keinginan semua orang. Tak semua tuntutan sosial atau tuntutan orang lain bisa kita penuhi. Menikah tak semestinya dilakukan dengan buru-buru hanya karena dituntut atau dipaksa orang lain.
Advertisement
Menikah Perlu Persiapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Akan ada banyak masalah dan konflik baru yang bermunculan ketika kita menikah nantinya. Sanggup dan beranikah kita untuk menghadapi dan menyelesaikannya? Pastinya memang tak akan mudah. Maka dari itu persiapan baik persiapan batin, fisik, hingga finansial perlu dioptimalkan demi masa depan yang lebih baik. Perjalanan pernikahan akan menjadi perjalanan panjang jadi butuh bekal yang cukup untuk bisa bertahan selama perjalanan itu.
Tiap Orang Punya Zona Waktunya Masing-Masing
Mungkin dulu kita punya rencana untuk menikah di usia awal 20an. Tapi ternyata jalan cerita cinta kita tak sesuai dengan perkiraan kita. Bisa jadi jodoh baru akan datang di akhir usia 20an. Kenyataannya memang jalan cerita cinta dan jodoh tiap orang berbeda satu sama lain. Pola hidup ini bisa sangat acak dan di luar dugaan. Pahami hal ini dan terima kisah hidup kita dengan hati yang lapang.
Kita berhak memutuskan untuk menikah pada usia berapa. Tak perlu terlalu memusingkan tuntutan sosial, sebab kebahagiaan pernikahan itu kita sendiri yang akan menjalaninya. Jadi kita lah yang paling tahu pilihan terbaik hidup kita. Menikah lebih dari sekadar asal cocok. Perlu perencanaan dan persiapan yang baik demi pernikahan yang indah.
#ElevateWomen