Fimela.com, Jakarta Di tahun 2021 ini, kasus Covid-19 masih meningkat. Akibatnya, rumah sakit rujukan sudah lebih dari 70 persen. Walau sudah ada vaksin, namun kita harus tetap melakukan protokol kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah terinfeksi Covid-19.
Mengonsumsi suplemen berbahan alami menjadi salah satu upaya meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, merujuk Buku Pedoman BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) tentang “Obat Tradisional untuk Memelihara Daya Tahan Tubuh”, masyarakat dihimbau untuk berhati-hati dalam memilih obat tradisional berbahan herbal.
Dalam buku pedoman itu, BPOM menegaskan bahwa obat tradisional berbahan herbal dapat dinyatakan berkhasiat dan efektif meningkatkan daya tahan tubuh jika sudah melalui penelitian ilmiah, antara lain uji klinis.
Advertisement
BACA JUGA
Salah satu suplemen berbahan herbal yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dan telah teruji klinis adalah suplemen yang mengandung Echinacea Purpurea. Diungkapkan Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, Ketua PP Peralmuni, Echinace Purpurea memiliki manfaat sebagai immunomodulator, yang berarti Echinacea Purpurea dapat mengatur kerja sistem imun tubuh.
“Berdasarkan mekanisme kerjanya, Echinace Purpurea dapat digunakan untuk percegahan penyakit infeksi, salah satunya infeksi pada saluran pernafasan atas dan bawah,” ujarnya.
Dr. Erlina Burhan, Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Umum Persahabatan, mengatakan, Saat ini, 80% pasien Covid-19 di Indonesia tercatat KTG dan pasien bergejala ringan. Sisanya, 20%, adalah pasien yang bergejala sedang dan berat. Oleh karena itu, penting melakukan perlindungan diri dengan tetap memelihara dan meningkatkan imunitas tubuh, antara lain dengan mengonsumsi suplemen atau vitamin yang mengandung Echinacea Purpurea.
Advertisement
Manfaat Echinacea Purpurea menurut para ahli
Manfaat Echinacea Purpurea dalam meningkatkan sistem daya tahan tubuh juga diperkuat oleh opini para ahli Peralmuni (Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia) dalam Expert Meeting Peralmuni tentang Echinacea Purpurea yang digelar pada 12 September 2020.
Para ahli Peralmuni menyimpulkan sejumlah hal berikut:
Pertama, Echinacea merupakan jenis tumbuhan herbal yang umum diteliti penggunaannya dalam berbagai kasus infeksi saluran napas dan common cold. Echinacea memiliki berbagai komponen zat aktif yang dianggap berperan sebagai imunomodulator, antara lain alkamide, ketoalkana, turunan asam cafeic, polisakarida, dan glikoprotein.
Kedua, sebagai imunomodulator, Echinacea dapat berperan sebagai imunostimulan ataupun imunosupresan, bergantung pada kondisi sistem imun tubuh. Bahkan, dalam studi in-vitro lainnya, didapatkan bahwa pemberian Echinacea menghambat beberapa jenis virus, seperti virus influenza A dan B, virus parainfluenza, dan respiratory syncytial virus (RSV) melalui mekanisme interaksi langsung dengan partikel virus serta protein pembungkus virus.
Ketiga, berdasarkan data dari berbagai studi klinis yang ada, Echinacea purpurea dapat diberikan sebagai salah satu langkah preventif ataupun terapi komplementer pada awal penyakit selama pandemi Covid-19 untuk menjaga imunitas tubuh. Dosis pemberian yang dianjurkan sesuai dengan BPOM adalah 3 kali sehari untuk sediaan 250 mg, ataupun sekali sehari untuk sediaan 1000 mg.
Dijelaskan DR. Raphael Aswin Susilo Widodo, ST, MSi, Direktur PT SOHO Industri Pharmasi dan Vice President Research & Development, Regulatory and Medical Affairs SOHO Global Health Tbk, Imboost merupakan produk immunomodulator yang bekerja memodulasi/mengatur sistem imun tetap pada level optimal. Imboost mengandung Echinacea Pupurea extract dan zinc picolinate.
“Selain itu, terdapat juga Imboost Force yang mempunyai kekuatan lebih dalam immunomodulator, karena terdapat tambahan kandungan Blackelderberry extract yang dapat membantu menghambat replikasi virus serta menstimulasi peningkatan sistem daya tahan tubuh dengan cara meningkatkan produksi monosit, yaitu bagian darah putih yang berperan dalam sistem daya tahan tubuh, sehingga akan mempercepat proses penyembuhan bagi orang yang sudah sakit karena terinfeksi virus,” paparnya”, tutur DR. Raphael Aswin.
#elevate women