Fimela.com, Jakarta Kanker serviks menjadi penyakit yang paling ditakutkan bagi para perempuan, karena dapat menyebabkan kematian. Hingga saat ini, kanker serviks merupakan penyebab kanker tertinggi kedua setelah kanker payudara pada perempuan karena kurangnya skrining sejak dini.
dr. Gatot N.A. Winarno, Sp.OG(K), M.Kes menyampaikan masih banyak perempuan yang enggan datang ke dokter atau nakes untuk skrining karena pada tahap awal kanker serviks tidak ada gejala.
Advertisement
BACA JUGA
"Perempuan bisa saja terkena kanker serviks tanpa diketahui," paparnya.
Gejala muncul jika kanker tumbuh ke sekitar jaringan atau organ dengan tanda, pendarahan saat bersenggama, keputihan yang berbau, nyeri di perut bawah.
Advertisement
Kanker Serviks bisa dicegah
Padahal, dr. Gatot N.A. Winarno, Sp.OG(K), M.Kes mengatakan kanker serviks merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini HPV (Human Papilloma Virus) DNA secara rutin, terutama bagi perempuan yang sudah pernah berhubungan seksual.
Deteksi dini kanker serviks yang ada saat ini meliputi IVA (Inspeksi visual asam asetat), Papsmear, Papsmear Berbasis Cairan, dan HPV DNA. Tes HPV DNA dilakukan untuk mendeteksi sejak awal terjadinya infeksi virus HPV risiko tinggi yang dapat menyebabkan kanker serviks.
"Semakin cepat kanker serviks dideteksi maka akan lebih mudah diobati”, papar dr. Gatot.
IVA, sederhana dan murah, hanya butuh asam cuka. Butuh keahlian untuk mengintepretasikan hasilnya. Biasa dilakukan di daerahyang sumber daya-nya terbatas.
Tes HPV DNA, sangat sensitive, penetapan risiko sejak awalinfeksi, dikerjakan dengan metode. PCR sehingga hasil lebihakurat dan dapat menentukan subtype HPV DNA.
Menurut Guideline ACS, perempuan mulai usia 25 tahundisarankan menggunakan HPV test sebagai primary screening dan Cytology (Papsmear LBC) secara berkala sebagai tindakanskrining Kanker Serviks, serta perempuan yang sudahdivaksin, tetap harus melakukan skrining rutin.
#elevate women