Fimela.com, Jakarta Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak hal dalam kehidupan sehari-hari, bahkan untuk semua orang di seluruh dunia. Termasuk Christopher Blackwell yang berada di penjara, ia bergantung pada sistem pemerintah untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Mengingat bahwa kehidupan di penjara tidak pernah mudah, pandemi COVID-19 telah membuat kehidupan menjadi lebih buruk bagi narapidana. Setelah berbulan-bulan meminta akses yang lebih baik ke masker, produk pembersih, dan kemampuan menjaga jarak, serta setelah berbulan-bulan melakukan penguncian, orang-orang yang dipenjara di unit Christopher dinyatakan positif.
Advertisement
BACA JUGA
Sekarang mereka menderita wabah yang menghancurkan dan kondisi tidak manusiawi pada penguncian yang paling parah. Christopher merasa tidak bisa melindungi dirinya sendiri.
Di tanggal 23 Desember, seorang tahanan di unit Christopher dibawa ke unit medis untuk dilakukan tes COVID-19 karena ia demam tinggi. Hasil tes cepat menyatakan bahwa ia negatif dan tes lainnya harus dikirim ke laboratorium.
Keesokan harinya, walaupun tes kedua masih tertunda, narapidana tersebut dikembalikan ke unit Christopher dan dicampur dengan orang lain. Di tanggal 25 Desember sekitar tengah hari, penjaga menyerbu tahanan ke sel mereka, karena baru diketahui bahwa tahanan yang dibawa kembali ke selnya kemarin dinyatakan positif COVID-19.
Â
Â
Advertisement
Semakin banyak yang positif terinfeksi COVID-19 dari penjara Christopher
Di tanggal 26 Desember, para penjaga mengumpulkan daftar narapidana yang terlihat berinteraksi dengan narapidana sakit, mengumpulkan mereka semua untuk dikarantina di sel isolasi. Christopher melihat aksi ini sangat terlambat, di mana para penjaga telah berinteraksi dengan narapidana tersebut dan terus bekerja, mereka adalah orang-orang yang membagikan makanan di penjara.
Di sini, narapidana tidak menerima masker sekali pakai yang baru. Pada tanggal 27 Desember, mereka masih mengenakan masker yang diberikan pada tanggal 22 Desember, yang pada akhirnya masker baru dibagikan kepada para tahanan di tanggal 28 Desember.
Di tanggal 30 Desember, petugas medis akhirnya melakukan tes COVID-19 untuk unit Christopher, setelah hampir selusin tahanan tanpa gejala dibawa ke sel isolasi. Di tanggal 31 Desember, seorang tahanan lain dipindahkan karena mengalami gejala parah dan tidak lama kemudian, unitnya dikunci sepenuhnya, mereka tidak dibiarkan keluar untuk alasan apapun.
Sebelum pandemi COVID-19, unit Christopher ramai dan berisik. Mereka pergi ke sekolah, berkomunikasi dengan orang dicintai melalui telepon dan kunjungan, menjalani jadwal harian yang membuat mereka tidak kehilangan harapan.
Christopher dan teman-temannya yang masih di dalam sel biasa dijaga ketat
Beberapa jam sebelum tahun baru, penjaga berjalan berkeliling dengan daftar tahanan yang positif COVID-19. Tahanan yang masuk ke dalam daftar diperintahkan mengambil beberapa barang dan bersiap untuk dibawa ke karantina medis.
Mereka dijemput satu per satu dan banyak yang tanpa gejala sama sekali. Christopher menunggu gilirannya dengan frustasi.
Jika menyangkut COVID-19, Christopher merasa bahwa ia dan teman-temannya di penjara merupakan salah satu populasi yang paling rentan. Sekitar 10 hari di bulan Januari 2021, ada sekitar 30 orang diambil dari sel mereka dan dikarantina.
Saat Christopher menulis ini untuk Huffpost Personal, suasana di penjaranya terasa dingin dan menakutkan, gerakan mereka dibatasi, mereka tidak mandi, menelepon, atau pergi keluar, kecuali penjaga memberi mereka penanggguhan 30 sampai 50 menit. Inilah apa yang dilihat, dialami, dan ditulis oleh Christopher sebagai suatu kenyataan, bukan rumor yang terjadi padanya.
#Elevate Women