Fimela.com, Jakarta Menikah sejak 1996, Drs. Linda Kirschenbaum dan Charles Carpati sama-sama bekerja di Unit Perawatan Kritis di Rumah Sakit Lenox Hill, New York. Mereka bertemu pada 1990 saat bekerja di garis terdepan epidemi AIDS di Rumah Sakit Saint Vincent, NYC. Kini, mereka telah menghabiskan lebih dari 10 bulan untuk mengatasi pandemi COVID-19.
Pernah melewati epidemi bersama, membuat pasangan ini juga sama-sama berjuang menghadapi pandemi COVID-19. Diketahui, keduanya pun menerima suntikan vaksin COVID-19 bersama pada Desember lalu. Menjadikannya sebagai satu kisah romantis di tengah pandemi dan distribusi vaksin COVID-19.
Advertisement
BACA JUGA
Dr. Linda Kirschenbaum merasa sedikit lega akhirnya bisa menerima vaksin COVID-19 bersama pasangan sehidup sematinya. Menjadikan momen suntik vaksin COVID-19 sebagai pengalaman yang emosional.
Saat menerima suntikan vaksin COVID-19, keduanya disuntik bersamaan sembari berpegangan tangan. Vaksin COVID-19 jelas memberi harapan, terutama bagi para tenaga medis seperti Linda dan Charlie. Usia yang tidak lagi muda ditambah semakin banyak pasien membuatnya keduanya menjaga ketat protokol kesehatan.
Advertisement
Saling memahami dan mengerti
"Kami sedikit kesal karena beberapa orang membahayakan diri mereka sendiri dan keluarga serta tetangganya karena tidak mematuhi protokol akal sehat. Namun, dalam perawatan kesehatan kamu tidak bisa benar-benar marah. Kami di sini untuk merawat pasien, dan ketika mereka mendatangi kami, tidak peduli bagaimana mereka terkena penyakit, kami harus melakukan yang terbaik untuk mereka," ungkap dr. Charlie Carpati.
Sebelum COVID-19 memasuki New York, dr. Linda melakukan banyak koordinasi dengan dokter di Wuhan. Berdiskusi dan mencari tahu jenis virus apa yang sedang melanda di sana guna mempersiapkan skenario kesehatan jika ada warga Amerika yang terpapar.
Berada di profesi yang sama membuat kedua dokter ini saling mengerti dan memahami apa yang sedang terjadi dengan COVID-19. Di rumahpun, keduanya saling bertukar informasi penyakit dan melakoni protokol kesehatan secara ketat untuk melindungi kedua putrinya dari paparan virus.
"Kami berada di kelompok usia yang lebih tua, memiliki dua anak yang masih bergantung pada kami, dan kami seperti berjalan di lingkaran api," ungkap dr. Linda.
Â
Lebih baik vaksin
Banyak kekhawatiran yang dirasakan oleh pasangan dokter lansia. Selain penularan virus kepada anak-anaknya, baik dr. Linda maupun dr. Charlie merasa belum ada orang yang benar-benar memahami virus ini. New York sempat mengalami penurunan kasus COVID-19 namun meningkat pada musim gugur akibat musim flu yang juga terkait penularan virus corona.
"Kami telah berada di New York City hampir sepanjang hidup, dan sedih melihat-lihat. Banyak orang menderita secara ekonomi. Tapi kami berharap vaksin ini memungkinkan perekonomian menjadi lebih baik dan orang-orang dapat bangkit kembali dan melanjutkan hidup mereka," ungkap dr. Charles.
Menurut dr. Charles, sejarah vaksin hampir selalu positif. Benar bahwa vaksin COVID-19 dikembangkan dengan telalu cepat. Namun melihat efek samping berkepanjangan dari infeksi COVID-10 pada sejumlah organ, vaksin menjadi pilihan yang lebih baik untuk terhindar dari efek samping tersebut.
Advertisement
Simak video berikut ini
#Elevate Women