Fimela.com, Jakarta Kepala Keadaan Darurat WHO menyebut tahun kedua pandemi COVID-19 akan kemungkinan terjadi lebih buruk. Setidaknya dalam beberapa bulan pertama.
Dalam diskusi daring dengan beberapa pejabat WHO lainnya, Mike Ryan menyampaikan hal ini mengingat dinamika transmisi dan masalah lain yang diamati dari COVID-19. Ia berpendapat pandemi COVID-19 di 2021 akan terasa lebih sulit, terutama di bumi belahan utara.
Advertisement
BACA JUGA
Hal ini juga didasari adanya identifikasi dua varian virus di Inggris dan Afrika Selatan yang terbukti lebih mudah menular. Ryan menegaskan penting untuk belajar dari setiap negara untuk memerangi virus ini dari berbagai aspek. Seperti sains, komunikasi publik, pemerintahan, serta menemukan kombinasi terbaik dari semua pembelajaran tersebut.
Advertisement
Penurunan tidak akurat
Ryan mengungkapkan pada akhir tahun bahwa selama masa liburan terjadi penurunan yang tidak akurat terkait infeksi. Sehingga memberi kesan masyarakat dapat lebih tenang selama pandemi. Namun kenyataannya, seminggu terakhir terjadi peningkatan kasus. Sebanyak 5 juta kasus baru infeksi COVID-19 di seluruh dunia dengan 85ribu kematian.
Amerika Serikat memimpin lonjakan kasus COVID-19 dengan menyumbang setengah dari jumlah kasus global. Serta 45 persen kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia. Sementara Eropa masih menyumbang sepertiga infeksi baru, tapi menunjukkan penurunan sebesar 10 persen dari minggu sebelumnya.
Pakar teknis WHO Maria Van Kerkhove mengharapkan lonjakan infeksi setelah periode liburan yang memperburuk situasi akan membuat situasi lebih baik di kemudian hari. Sejumlah negara harus terus berupaya mengendalikan virus agar masyarakat dapat kembali beraktivitas.
Simak video berikut ini
#Elevate Women