Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela coba rasakan bagaimana irama detak jantungmu? Sebab beberapa orang mengalami irama jantung yang tidak normal. Seperti, detak jantung terlalu cepat, lambat, hingga tidak teratur, kondisi ini disebut dengan Aritmia.
Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak menyadari kondisi detak jantung tak beraturan. Hal ini dikarena gejalanya tidak spesifik.Padahal pada kasus-kasus yang berat, gangguan aritmia dapat menyebabkan terjadinya stroke, bahkan kematian jantung mendadak.
Advertisement
BACA JUGA
dr. Sunu Budhi Raharjo, PhD, SpJP(K) mengatakan penyebab Aritmia a hipertensi, diabetes, kelainan katup jantung dan penyakit jantung koroner.Pada beberapa kasus penyebabnya belum diketahui.
"Selain kondisi medis, aritmia juga dapat dipicu oleh gayahidup yang tidak sehat, seperti tidak dapat mengelola stres dengan baik, kurang tidur, merokok, konsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan dan penyalahgunaan NAPZA," ujar dr. Sunu.
Ada beberapa jenis aritmia yang sering dijumpai, yaitu:
Fibrilasi atrium (FA), yaitu kondisi ketika jantung berdetak lebih cepat dan tidak teratur.
• Blok nodus sinus atau blok atrioventrikular, yaitu kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat.
• Supraventrikular takikardi, yaitu kondisi ketika denyut jantung terlalu cepat dan teratur
• Ventrikel ekstra sistol, yaitu kondisi ketika ada denyutan lain di luar denyut normal
• Ventrikel takikardia/fibrilasi, yaitu kondisi ketika bilik jantung berdenyut sangat cepat bahkan hanya bergetar
Advertisement
HD Grid 3D Mapping system mengatasi Irama Jantung Tidak Normal
Belum lama ini, di Heartology Cardiovascular Center, dr Sunu Budhi Raharjo, PhD, SpJP(K) melakukan tindakan ablasi 3 dimensi menggunakan HD Grid 3D Mapping system pada seorang pasien laki-laki berusia 70 tahun.
Pasien ini menderita gangguan aritmia FIBRILASI ATRIUM (FA).FA adalah gangguan irama jantung yang paling sering ditemukan di dunia.
Pasien yang dikerjakan dr Sunu ini juga memiliki riwayat stroke berulang. Sejauh ini obat-obat sudah dikonsumsi maksimal oleh pasien tersebut, namun penyakitnya belum teratasi. Oleh karena itu, pasien ini perlu dilakukan tindakan kateter ablasi untuk menghilangkan sumber aritmianya.
Teknologi HD Grid 3D Mapping system yang digunakan di Heartology Cardiovascular Center memberikan paradigma baru dalam pemetaan aritmia, termasuk FA.
Paradigma lama menggunakan kateter bipolar , sedangkan HD Grid menggunakan kateter multipolar dan multidirectional, sehingga bisa mendeteksi gap (celah) yang tidak terlihat oleh kateter bipolar. Selain itu, teknologi pemetaan ini menggabungkan pemetaanmagnetik dan impedans secara bersamaan yang memungkinkan tindakan kateter ablasi dilakukan dengan tingkat presisi dan akurasi yang tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan bukti klinis yang menunjukkan bahwa penggunaan teknologi ini mampu menurunkan tingkat kekambuhan menjadi hanya sekitar 5-10% setahun pascatindakan (artinya 5-6x lipatlebih baik dibanding teknologi yang lama). Hal lain yang juga penting adalah waktu tindakan yang bisa lebih cepat.
dr. Sunu mempelopori dalam penggunaan HD Grid Mapping System ini pertama di Indonesia. Tidak banyak rumah sakit yang memiliki teknologi ini, karena hanya sedikit Dokter Spesialis Jantung yang memiliki sub spesialisasi ini, disamping harga investasi peralatan yang cukup mahal.
Namun, Heartology berkomitmen dalam menyediakan layanan kardiovaskular berbasis teknologi termutakhir dan tim dokter berpengalaman untuk memberikan layanan paripurna.
#elevate women