Fimela.com, Jakarta Selalu ada cerita di balik setiap senyuman, terutama senyuman seorang ibu. Dalam hidup, kita pasti punya cerita yang berkesan tentang ibu kita tercinta. Bagi yang saat ini sudah menjadi ibu, kita pun punya pengalaman tersendiri terkait senyuman yang kita berikan untuk orang-orang tersayang kita. Menceritakan sosok ibu selalu menghadirkan sesuatu yang istimewa di hati kita bersama. Seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba Cerita Senyum Ibu berikut ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Indah Praditha
Ketika aku menemukan suatu ujian hidup, kejenuhan dalam rumah tanggaku atau menjadi pelampiasan rasa iri orang lain padaku ibu mertuaku berkata, "Jangan jadi perempuan yang mudah goyah hatinya," tuturnya dingin. Perasaan tidak mengerti pun terbesit mengapa ia berucap sedemikian rupa. Padahal disini aku korban dan merasa terluka dengan keadaan.
Aku terheran dengan ibu mertua yang tak pernah mengukir senyuman pada wajahnya yang kian menua. Kulihat keseharian sikapnya dingin, terkesan ketus atau bahkan tanpa ekspresi. Selama 10 tahun aku menikah dan hidup bersamanya, akulah sasaran dan pelampiasan sikap dinginnya apabila ia tidak merasa puas dengan sesuatu, saat berselisih pendapat dengan anak-anaknya bahkan jika salah paham pada menantu yang lain.
Alasan di balik semua itu kini jelas. Kerasnya hidup ibu selama sibuk mengurus seluruh anggota keluarga, ibu mertua bekerja keras siang hingga larut menghidupi keluarga yang tinggal bersamanya. Ayah mertua yang sering dinas di luar kota dan mengikuti pendidikan militer mau tidak mau membuat ibu harus terpisah dengan pasangannya keseharian dan hidup tanpa perhatian, kurang kasih sayang dari suami ataupun keluarga yang terbawa hingga kini. Karakternya terbentuk menjadi orang yang berhati dingin, tegas, dan tidak mudah melunak.
Advertisement
Terima Kasih
Aku adalah anak yatim piatu sejak kecil dan ibu mertualah ibu keduaku. Selama hidup bersama, ibu tak pernah membiarkan aku dicemooh orang lain. Ia menasihatiku walau tutur tak mengenakkan di hati.
Kini ibu telah bahagia bersama Yang Maha Kuasa. Pada saat napas terakhir berembus untuk yang pertama dan terakhir kali, baru kali ini kusaksikan ibu terbaring dengan senyuman wajah yang penuh aura menawan membuatnya abadi di mata ini. Senyum itu memberi cerminan tangguhnya ragamu, kau sembunyikan kesedihan dalam benakmu agar selalu terlihat tegar dan tidak manja. Engkau sungguh luar biasa.
Ibu, senyuman terakhirmu melukiskan perasaan sedih yang teramat mendalam di hati atas sesuatu yang tak pernah kupahami selama ini darimu. Selama hidupmu engkau justru mengajarkanku agar tidak mengukur sesuatu dengan penilaian diri sendiri tanpa memahami maknanya.
Selamat Jalan Ibu, semoga senyuman terakhir ini mengantarmu ke surga yang kau rindukan selama ini. Terima kasih ibu, senyummu tak sedikit pun pudar dalam pikiran dan juga benakku. Aku mencintaimu, ibu.
#ChangeMaker