Fimela.com, Jakarta Selalu ada cerita di balik setiap senyuman, terutama senyuman seorang ibu. Dalam hidup, kita pasti punya cerita yang berkesan tentang ibu kita tercinta. Bagi yang saat ini sudah menjadi ibu, kita pun punya pengalaman tersendiri terkait senyuman yang kita berikan untuk orang-orang tersayang kita. Menceritakan sosok ibu selalu menghadirkan sesuatu yang istimewa di hati kita bersama. Seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba Cerita Senyum Ibu berikut ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Albert Kurniawan
Mama saya berasal dari keluarga yang berkecukupan yang tinggal di Tegal, Jawa Tengah. Mama saya kehilangan ayahnya pada waktu duduk di bangku kelas 6 SD. Semenjak itu mama saya harus ikut membantu ibunya untuk mengelola toko sembako yang terletak di dekat Pasar Pagi Kota Tegal. Bersama kakak dan ibunya, mama saya bahu-membahu mengelola toko yang hampir setiap harinya laris manis dengan pembeli yang selalu berjubel. Berbagai kegiatan pengelolaan toko dilakukannya tanpa mengenal lelah, mulai dari melayani pembeli hingga memompa minyak goreng dalam drum.
Kerja keras dan sifat mama saya yang rajin dan terampil tersebut, sangat membantunya dalam mengarungi hidup berumah tangga. Ketika mama saya masih menjadi pengantin baru, ia mulai belajar memasak. Di awal ia banyak menemui kesulitan, karena kesibukannya mengelola toko sebelum ia menikah dengan papa saya, membuat mama saya tidak pernah belajar memasak. Oleh karena itu, terkadang masakannya terlalu asin dan sebagainya. Namun mama saya tak putus asa dalam berjuang memberi hidangan terbaik untuk keluarganya.
Mengarungi hidup berumah tangga tentu tidak semulus jalan tol. Di jalan tol saja kita bisa terjebak macet, karena antrean kendaraan di gerbang tol seperti ketika musim liburan tiba, demikian pula dalam hidup berkeluarga.
Advertisement
Mama yang Tangguh
Papa saya meski memiliki sebuah toko dan masih dibantu ibunya yang juga memiliki toko, tidak menjadikan hidup keluarga saya menjadi kaya-raya dan makmur. Maklumlah, di zaman sekarang banyak toko-toko bermunculan di desa-desa. Akibatnya, toko keluarga saya yang berada di kota kabupaten menjadi kurang laris pembeli.
Dampaknya tentu berimbas pada keadaan finansial keluarga saya. Berbeda dengan istri-istri orang lain yang selalu “disuplai” oleh suami mereka, mama saya tidak demikian. Dia hidup sederhana dan apa adanya. Untuk menambah penghasilan mama saya berjualan sprei dan selimut secara eceran. Meski kurang laku, namun lumayanlah untuk memenuhi kebutuhan mama saya sendiri.
Namun, meski hidup dalam kondisi semacam itu tak membuat mama saya meratapi nasib, bahkan mengutuk Tuhan. Ketika saya tertimpa kesialan entah itu diejek oleh teman, mendapat nilai jelek dan lain sebagainya, saya seringkali menganggap Tuhan itu tidak menyayangi saya dan membuat hidup saya selalu susah. Mama saya mengingatkan saya bahwa Tuhan pasti punya rencana yang terbaik dan akan memberikan berkah-Nya kepada kita di waktu yang tepat.
Mama saya bukanlah tipe orang yang suka menasihati panjang lebar. Mama saya berpendapat, ”Manusia yang benar-benar manusia, kalau melihat teladan baik dari seseorang, tanpa diperintah pun ia akan melakukannya." Hal itu ternyata terjadi pada saya.
Ketika mama saya menyapu, mengepel, dan memasak itu membuat saya menjadi pribadi yang peduli. Saya selalu membantu mama saya menyapu, mengepel, bahkan memasak juga. Itulah kedahsyatan teladan dari mama saya, ia tak banyak bicara tapi banyak bekerja. Oleh karena itu saya sangat menghormati dan meniru mama saya, meski ia bukan wanita karier atau seorang nyonya besar, namun karakter peduli dan keteladanan mama saya itulah yang saya percayai dan ikuti.
Keadaan yang mungkin dianggap wanita lain sebagai keadaan yang buruk, tetap dijalani oleh mama saya dengan senyum, meski saya tahu mama saya juga menginginkan kondisi yang kondusif dan yang mendukungnya sebagai istri. Akhirnya saya sangat berterima kasih dan sebagai seorang putra, saya berharap dapat membalas kebaikan mama saya dan menjaga senyum, serta kebahagiaan mama saya. Selamat Hari Ibu untuk mama saya tercinta.
#ChangeMaker