Fimela.com, Jakarta Selalu ada cerita di balik setiap senyuman, terutama senyuman seorang ibu. Dalam hidup, kita pasti punya cerita yang berkesan tentang ibu kita tercinta. Bagi yang saat ini sudah menjadi ibu, kita pun punya pengalaman tersendiri terkait senyuman yang kita berikan untuk orang-orang tersayang kita. Menceritakan sosok ibu selalu menghadirkan sesuatu yang istimewa di hati kita bersama. Seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba Cerita Senyum Ibu berikut ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Agnesia Claudia Agita Putri Siregar
Untuk perempuan yang aku panggil ibu negara di rumah kami, Selamat Hari Ibu!
Mama adalah perempuan dengan karakter gadis Batak yang khas. Keras sekaligus lembut saat bersamaan. Ia bisa jadi super cerewet namun penuh kasih sayang. Memiliki 4 anak membuat beliau punya tanggung jawab ekstra, mendidik dan membesarkan kami semua.
Saat anak-anaknya jauh sekalipun, beliau pasti selalu berusaha tetap ada dan dekat dengan kami. Khususnya aku. Aku anak kedua dan perempuan paling besar. Baru-baru ini, aku menemukan pekerjaan yang menuntutku harus berbeda kota dengan beliau. Mulai dari persiapan keberangkatan, beliau adalah orang yang paling repot. Padahal anak gadisnya ini santai saja soal keberangkatan yang memang dadakan ini.
Mama dengan semua petuah khasnya itu selalu jadi momen yang membuatku tersenyum kala hari-hari di perantauan ini sedang tidak menyenangkan. Pesannya yang paling kuingat adalah anak perempuan harus bisa bekerja keras dan jangan malu mengerjakan apa saja selama itu halal dan tidak merugikan orang lain.
"Bahumu harus kuat, jadilah contoh kakak yang hebat untuk kedua adikmu." Salah satu pesan mama yang sampai saat ini jadi peganganku kalau semangatku mulai pudar. Raut wajah penuh keriput dan rambutnya yang mulai memutih masih jelas di mataku saat itu. Ia mengusap kepalaku sesaat sebelum aku pergi. Dan tentu saja, ditambah nasihat-nasihat lainnya. "Jaga diri di sana baik-baik, jangan mau diajak aneh-aneh, lingkungan kerjamu dominan laki-laki jadi harus hati-hati." Ah, Maaa... sekarang aku jadi rindu.
Advertisement
Mama yang Sangat Aku Sayangi
Sebulan pertama aku di perantauan, tak pernah mama absen menghubungiku setiap pagi. Benar-benar setiap pagi. Ia pikir aku sulit bangun pagi. Dan kalau kutanya soal itu, beliau selalu bilang sudah terbiasa membangunkan anak-anaknya, jadi kalau tak dilakukan rasanya satu hari itu ada yang kurang.
Sampai malam pun, beliau selalu bertanya sudah pulang atau belum. Pernah aku merasa sedikit seperti anak-anak diperlakukan seperti itu. Dengan sedikit nada protes aku sampaikan keluhanku ini. Dengan nada wanita Bataknya beliau langsung menyambut protesku dengan protes yang lebih keras lagi. Tapi, perlahan mama mulai mengurangi kegemarannya membangunkan anak gadisnya ini tiap pagi. Aku tahu mama hanya rindu. Rindu punya teman bicara, teman cerita, teman masak ataupun sekadar teman berdebat. Aku tumbuh di depan mama dan baru sekali ini jauh dari beliau untuk waktu yang lama.
Menulis ini membuatku merindukannya. Wanita yang tenaganya selalu ada setiap harinya. Wanita yang cerewetnya sering aku rindukan belakangan ini. Yang masakannya tidak pernah tidak enak. Yang akan tersenyum senang saat suami dan anak-anaknya makan dengan lahap walaupun hanya masakan sederhana. Yang selalu menyimpan keluh kesahnya sendiri, tak ingin anak-anaknya tau sedihnya.
Wanita dengan iman paling besar yang pernah aku temui. Yang tidak pernah berhenti percaya kalau suatu saat doa-doanya akan menemukan jawaban "ya" dari Tuhan. Wanita yang tak pernah lupa menyebutkan nama aku dan saudara-saudaraku dalam tiap doa-doa malamnya. Wanita yang kuatnya masih bisa kulihat sampai saat ini. Yang keras kepalanya sama denganku.
Terima kasih sudah menghabiskan lebih dari seumur hidup mama untukku. Untuk aku yang belum bisa membalas kebaikan yang selalu mama berikan setiap hari. Terima kasih sudah percaya bahwa aku bisa jadi kakak perempuan yang kuat dan hebat untuk adik-adiknya. Kalau ada kehidupan selanjutnya, aku akan tetap minta jadi anak perempuanmu. Semoga tetap bisa melihatku sampai aku berhasil di kota ini. Aku bangga jadi putrimu, Ma.
#ChangeMaker