Fimela.com, Jakarta Gizi merupakan salah satu permasalahan yang cukup serius di kalangan anak remaja. Padahal, kesehatan anak-anak remaja sangat penting mengingat mereka akan menjadi calon pemimpin dan generasi mendatang. Faktanya, Indonesia memiliki 3 beban masalah gizi, yaitu kekurangan gizi, gizi lebih, dan kekurangan zat gizi mikro.
Data Balitbangkes 2015 mencatat 52,5% remaja mengalami defisensi energi berat, di mana mereka mendapatkan kurang dari 70% energi dalam konsumsi makanan hariannya. Di sisi lain, drg. Kartini Rustandi, M. Kes, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, menjelaskan bahwa 1 dari 4 remaja mengalami stunting, sementara 1 dari 7 mengalami kelebihan berat badan. Masalah lain adalah tingginya tingkat kekurangan zat gizi mikro, seperti zat besi yang berdampak pada anemia dengan prevalensi 32% pada usia 15-24 tahun.
Advertisement
Baca Juga
“Indonesia membutuhkan remaja yang produktif, kreatif, serta inovatif demi kemajuan bangsa. Hal tersebut hanya dapat dicapai apabila remaja sehat dan berstatus gizi baik. Hal ini juga sejalan dengan salah satu arah kebijakan dan strategi dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, melalui percepatan gizi masyarakat. Karenanya, kami sangat menghargai segala upaya kerjasama multipihak untuk memberikan edukasi gizi bagi remaja Indonesia untuk mendorong perilaku hidup sehat sehingga kebutuhan akan gizi seimbang bisa terpenuhi,” tutur drg. Kartini.
Sebagai wujud kepedulian, Danone Indonesia menggelar program Generasi Sehat Indonesia (GESID) untuk meningkatkan kesadaran remaja usia SMP dan SMA agar hidup lebih sehat lewat edukasi. Edukasi yang diberikan ini bukan hanya seputar permasalahan gizi tetapi juga kesehatan reproduksi dan pembentukan karakter bagi para remaja.
Advertisement
3 Pilar GESID
Dalam merumuskan program GESID, Danone Indonesia telah melalui proses panjang, mulai dari mengadakan Diskusi Kelompok Terarah (FGD) dan lokakarya dengan para pakar dari berbagai kementerian terkait, BKKBN, Forum anak DKI, serta guru dan murid SMP dan SMA. Kemudian mereka melakukan uji keterbacaan selama dua bulan di 10 sekolah menengah dengan 20 guru pendamping dan 60 orang siswa yang menjadi Duta GESID. Para duta ini lah yang melakukan edukasi bagi teman-teman sekolahnya melalui media sosial. Dari uji keterbacaan ini, ditemukan banyak sekali inovasi kreatif dari para remaja dalam melakukan edukasi peer-to-peer.
“Kondisi kesehatan pada usia remaja memiliki dampak jangka panjang terhadap kualitas hidup seseorang. Buku panduan GESID yang kami susun berbicara mengenai tiga pilar utama bagi para remaja, yaitu Aku Peduli, Aku Sehat, dan Aku Bertanggung Jawab. Ketiga pilar ini tidak hanya mengajarkan tentang komposisi makan yang dapat memenuhi kecukupan gizi para remaja, tetapi juga bagaimana hal itu akan memengaruhi mereka di masa mendatang dan mengajak mereka untuk bertanggung jawab atas diri mereka," jelas Prof. Dr Ir. Sri Anna Marliyati, MSi, Ahli Gizi dan Ketua Tim Ahli Pengembang Modul “GESID."
Adapun tiga pilar dalam buku panduan GESID sebagai berikut:
- Aku Peduli: membantu remaja untuk mengenali tubuhnya, mulai dari ciri-ciri pubertas, merawat kesehatan reproduksi, hingga tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) dan bagaimana kondisi kesehatan saat mereka masih remaja ini akan memiliki dampak panjang di masa mendatang, saat mereka tumbuh dewasa dan menjadi orangtua.
- Aku Sehat: memberikan pemahaman mengenai peranan gizi bagi kesehatan dan kualitas hidup, serta gizi seimbang. Remaja diajak untuk mencermati kebutuhan gizi mereka, serta berbagai permasalahan gizi yang banyak terjadi pada remaja dan bagaimana menghindari atau mengatasinya.
- Aku Bertanggung Jawab: mengajak remaja memahami permasalahan sosial seperti pernikahan dini dan dampaknya. Selain itu, pilar ini juga menjelaskan proses pembentukan karakter pada remaja untuk membantu mereka membangun karakter yang positif.
Danone Indonesia berharap program ini dapat dilakukan di banyak sekolah menengah lain, sehingga akan lahir duta-duta GESID yang membantu lebih banyak remaja untuk memahami dan menerapkan pola makan dengan gizi seimbang.
#ChangeMaker