Fimela.com, Jakarta Selalu ada cerita di balik setiap senyuman, terutama senyuman seorang ibu. Dalam hidup, kita pasti punya cerita yang berkesan tentang ibu kita tercinta. Bagi yang saat ini sudah menjadi ibu, kita pun punya pengalaman tersendiri terkait senyuman yang kita berikan untuk orang-orang tersayang kita. Menceritakan sosok ibu selalu menghadirkan sesuatu yang istimewa di hati kita bersama. Seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba Cerita Senyum Ibu berikut ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Dwi Hartatik
Tahun-tahun lalu yang telah kita lewati ternyata begitu hebat ya bunda. Bukan karena Ita yang kuat menghadapi ini semua, tapi bunda yang hebat menguatkan kita semua. Hingga detik ini tidak ada seseorang yang lebih hebat untuk menguatkan aku melebihi bunda.
Bunda, betulkah bunda bernar-benar kuat menghadapi ini semua? Tak usah dijawab bun, pasti engkau berbohong lagi. Ita tahu segalanya tak baik-baik saja, bunda rapuh, bunda lelah tapi demi putri kecilmu ini engkau hanya akan tersenyum dan berkata segalanya baik baik saja nak. Tapi, keriput di matamu tak akan pernah berbohong, segala hal yang memanas di keluarga kita engkau simpan sendiri tak akan pernah engkau sampaikan pada Ita, seperti pesan bunda, “Apa pun keadaanya Ita harus tetap sekolah tinggi, biar tidak seperti Bundamu ini membaca saja tidak bisa."
Di kamar berukuran 4x4 meter semua mimpi-mimpi Ita tercipta, dengan segala keterbatasan bunda tak akan pernah berhenti memberikan fasilitas untuk Ita. Akhirnya setelah 12 tahun kita berempat tinggal di kamar 4x4 meter dengan segala keterbatasannya, bunda berhasil mewujudkan mimpi bunda untuk memiliki rumah sendiri. Tidak mewah seperti milik orang lain, tidak berubin yang mengkilap tapi bagaimana pun keadaan rumah ini bagiku ini adalah rumah terindah yang kutempati karena bunda di dalamnya.
Advertisement
Aku akan Berjuang Lebih Keras
Sekarang gantian Ita yang berjuang bunda. Akan kuwujudkan mimpi-mimpi yang telah terangkai di hari lalu, di kamar kecil itu, dan di keterbatasan kita dulu. Setinggi mungkin akan kutempuh pendidikan, setinggi mungkin akan kuraih impian. Tak akan kubiarkan dirimu kembali lagi pada keterpurukan kita yang lalu. Tak akan kubiarkan perutmu keroncongan, air mata jatuh, makan nasi garam, tak akan kubiarkan malaikat tak bersayapku ini bersedih lagi.
Segala impianku saat ini, segala hal baik yang sedang kukejar kuniatkan untuk senyum tulusmu bunda. Kini doa-doamu yang selalu kutunggu bunda agar segala hal yang sedang kukejar ini menghasilkan sesuatu yang membanggakan dirimu, menjadi balasan atas usahamu membesarkan Ita. Jika ada ucapan melebihi terima kasih akan kusampaikan untukmu atas segala hal yang engkau perjuangkan untuk Ita.
Bun, meski tulisan ini tak akan pernah engkau bisa baca tapi cinta tak perlu ejaan untuk tersampaikan. I Love you more and more than you know.
#ChangeMaker