Fimela.com, Jakarta Seorang ibu menjadi sosok yang paling istimewa di hati kita. Saat menceritakan sosoknya atau pengalaman yang kita miliki bersamanya, selalu ada hal-hal yang tak akan bisa terlupakan di benak kita. Cerita tentang cinta, rindu, pelajaran hidup, kebahagiaan, hingga kesedihan pernah kita alami bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories November 2020: Surat untuk Ibu berikut ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Siti Adiningrum
Kau begitu sempurna, di mataku kau begitu indah
Kau membuat diriku, akan s'lalu memujamu
Disetiap langkahku, ku 'kan s'lalu memikirkan, dirimu
Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu
Janganlah kau tinggalkan diriku
Tak 'kan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku, lengkapi diriku
Oh sayangku kau begitu
Sempurna, sempurna
Kau genggam tanganku, saat diriku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata, dan hapus semua sesalku
Janganlah kau tinggalkan diriku
Tak 'kan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku, lengkapi diriku
Oh sayangku kau begitu
Sempurna, sempurna
(Andra and The Backbone)
Ibu, ini adalah lagu berjudul "Sempurna" yang dinyanyikan oleh Andra and The Backbone yang kemudian dipopulerkan versi slow-nya oleh Gita Gutawa. Kalau mendengar lagu ini, aku langsung terbayang sosok Ibu. Ibu yang telah melahirkan dan membesarkanku.
Di mataku saat kecil dulu, Ibu adalah sosok yang sempurna. Bagiku, Ibu adalah segalanya. Aku sangat takut ditinggal Ibu. Aku berharap hidup dan mati selalu bersama Ibu.
Wanita Sempurna Itu Bernama Ibu
Aku pernah hidup dalam rahim Ibu. Saat itu, Ibu adalah darahku. Ibu adalah jantungku. Ibu adalah hidupku. Karena bila terjadi sesuatu pada Ibu, aku tidak akan di dunia ini.
Ibu adalah cinta pertamaku. Ibu juga menjadi guru pertamaku. Ibu yang selalu melindungi dan menghiburku. Aku bisa merasakan cinta Ibu yang tak bersyarat. Tak peduli aku nakal atau baik, tak peduli aku cantik atau jelek, bagaimanapun keadaanku, Ibu selalu mencintaiku.
Ibu, engkau adalah wanita yang sangat sabar. Aku tidak pernah melihat Ibu marah-marah. Walaupun lelah, Ibu selalu berusaha ada untuk kami, anak-anak Ibu. Malam hari, kami berebut tidur di dekat Ibu untuk mendengarkan Ibu bercerita. Cerita yang kadang hanya terdengar seperti gumaman dan tidak selesai karena Ibu tertidur saking lelahnya.
Advertisement
Maafkan Aku, Ibu
Ibu, berkat pengorbanan dan kasih sayang yang engkau curahkan, kini aku telah menjadi wanita dewasa. Aku telah memiliki keluarga yang sempurna. Berkat doa-doa yang selalu Ibu panjatkan, aku bisa melalui kehidupan hingga saat ini.
Ibu, maafkan aku yang tidak bisa menunggui dan merawat Ibu. Aku tidak ada di saat engkau membutuhkanku. Meski ingin terbang pulang, ada kewajiban yang harus aku dahulukan. Seperti yang engkau katakan dulu, ketika aku menikah dengannya. Ibu telah menyerahkan seluruh tanggung jawab kepadanya. Dialah imamku, jembatan surgaku. Aku harus mendahulukan dia daripada yang lainnya, termasuk orangtuaku sendiri.
Aku tidak bisa berada di sisi Ibu. Namun, aku yakin, Tuhanlah yang menggantikan tempatku di sisi Ibu. Aku tidak ada karena menuruti perintahNya, maka Dialah yang mengisi tempat-tempat yang aku tinggalkan.
Terima kasih Ibu. Semoga Ibu cepat sembuh dan sehat kembali. Lalu kita bisa cerita-cerita tentang hari yang telah kita lalui. Aamiin.
I love you, Ibu.
#ChangeMaker