Fimela.com, Jakarta Seorang ibu menjadi sosok yang paling istimewa di hati kita. Saat menceritakan sosoknya atau pengalaman yang kita miliki bersamanya, selalu ada hal-hal yang tak akan bisa terlupakan di benak kita. Cerita tentang cinta, rindu, pelajaran hidup, kebahagiaan, hingga kesedihan pernah kita alami bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories November 2020: Surat untuk Ibu berikut ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Popy Putri
Ini bukan kisahku, namun kisah perempuan terhebat dalam hidupku yang kupanggil mama. Mama adalah sosok perempuan paling tangguh yang pernah aku kenal, tidak pernah mengeluh, dan selalu berusaha untuk selalu membahagiakan orang-orang di sekitarnya.
Dia perempuan hebat yang memutuskan untuk menikah muda, tepatnya pada usia 20 tahun. Satu tahun kemudian dia melahirkan anak pertamanya, yaitu kakakku. Awalnya, hidupnya terlihat indah dan baik-baik saja. Namun 4 tahun kemudian masalahpun mulai menghampirinya, ayahku jatuh sakit dan sempat lumpuh. Enam bulan kemudian papa bisa berjalan meskipun tidak bisa seperti dulu lagi. Saat itulah awal mama mulai berjuang untuk mengurus papa dan kakakku yang saat itu baru berusia 3 tahun.
Di tengah perjuangannya mama meminta satu permohonan kepada Allah, yaitu dia ingin memiliki anak lagi. Allah pun mengabulkan, 2 tahun setelah papa pertama kali kena stroke, mama melahirkan anak keduanya yang berjenis perempuan, yaitu aku.
Setelah aku lahir, hidup mama pun tidak seindah yang dibayangkan. Dan ketika aku berusia 12 tahun, papa diwajibkan mengambil pensiun dini dari pekerjaannya di bank. Saat itulah perjuangan hidup mama yang gak mudah dimulai. Tepatnya tahun 2006 mama harus berjualan kue untuk mencukupi kebutuhan keluarga, membayar biaya sekolahku yang saat itu masuk SMP dan kakakku yang waktu masih kuliah, karena pensiun papa yang tidak seberapa besar.
Jatuh bangun menjajakan kue dan bangun setiap hari pukul 2 pagi adalah rutinitas mama yang setiap hari dilakukan. Mama juga harus ganti beberapa angkot demi menjual kuenya. Meskipun begitu, mama tak sekalipun mengeluh.
Advertisement
Mandiri dengan Penghasilan Sendiri
Meskipun sibuk berjualan kue, mama tidak pernah lelah mendukungku dan Mas Angga untuk bisa menempuh pendidikan sebaik mungkin. Mama tidak ragu untuk membantuku ketika menghadapi kesulitan dalam pelajaran. Darimulai membantu menyelesaikan tugas sekolah sampai mengingatkan untuk mengerjakan tugas
Sampai akhirnya beberapa tahun kemudian, kakakku sudah lulus kuliah dan bekerja. Saat itulah perekonomian keluarga mulai membaik. Mama juga tidak harus terlalu keras jualan kue. Dengan izin Tuhan aku dan kakakku bisa menyelesaikan kuliah sampai perguruan tinggi.
Hingga saat ini, ketika aku dan kakak bekerja dan bisa menghasilkan uang sendiri, mama juga tetap berjualan kue. Mama selalu bilang bahwa selagi dia mampu, dia akan tetap berjualan kue, karena dia ingin tetap mandiri dengan penghasilannya sendiri. Mama termasuk orang yang tak bisa diam dan selalu ingin beraktivitas. Mama selalu bilang, kalau lagi tidak ada kerjaan rumah dan pesanan kue udah selesai semua, mama malah bingung karena nggak ngapa-ngapain.
Sampai saat ini, mama juga merupakan sosok jenius di balik ide tulisanku. Karena ketika aku sedang mengalami writer's block mama selalu siap membantu dan memberikan ide-ide jeniusnya.
Aku yakin setiap orang punya sosok pahlawan dan panutan dalam hidup, untukku pribadi sosok itu adalah mama. Terima kasih mama yang sudah berjuang membesarkan aku dan kakak. Aku tidak akan bisa membalas semua kebaikanmu sampai kapan pun. Namun dalam setiap doaku namamulah yang pertama kali kusebut sampai nanti habis waktuku di dunia.
#ChangeMaker