Fimela.com, Jakarta Seorang ibu menjadi sosok yang paling istimewa di hati kita. Saat menceritakan sosoknya atau pengalaman yang kita miliki bersamanya, selalu ada hal-hal yang tak akan bisa terlupakan di benak kita. Cerita tentang cinta, rindu, pelajaran hidup, kebahagiaan, hingga kesedihan pernah kita alami bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories November 2020: Surat untuk Ibu berikut ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Avena
Untuk ibu,
Assalamualaikum bu.
Semoga damai dan tenang di alam yang kini telah berbeda. Enam tahun sudah berlalu, sungguh di sini aku sangat merindukanmu. Rindu yang tak menemukan obatnya. Rindu yang tak lagi bisa menyentuh raga.
Bu, hanya melalui doa di setiap sujudku aku melepaskan kerinduan yang tak berujung ini. Memandang senyummu di foto yang masih kusimpan, juga menjadi pelipur lara kala kuingin menemuimu. Bercerita banyak hal, memeluk, tidur di pangkuanmu yang empuk itu. Aku juga rindu masakanmu yang selalu lezat walau sangat sederhana.
Bu, masih ada himpitan yang mengganjal dalam hidupku sejak kepergianmu. Aku yang telah berbuat salah, masih terus menyesali. Sebuah sesal yang tak kunjung usai atas pilihan pasangan hidup yang tak kau restui pada awalnya. Meskipun aku tahu, kesalahanku telah kau maafkan. Maaf yang kau miliki seluas alam semesta dan seolah tak berbatas.
Advertisement
Doa-Doa Selalu Mengalir
Seperti kalimat terakhir, ketika kau ucapkan saat menahan rasa sakit yang mendera tubuh ringkihmu. “Jenenge anak ki masiyo salahe gede, wong tuwo wes nyepuro sak durunge anake njaluk sepuro.” (Namanya seorang anak, meski salah besar orangtua sudah memaafkan sebelum sang anak meminta maaf). Sungguh hati yang kau miliki seluas jagad raya.
Sebuah sesal karena belum mampu memberi balasan atas segala kasih sayang yang telah kau berikan, Bu. Namun, aku yakin doa tulusmu kepada anak-anakmu akan selalu menemani sepanjang usia kami. Kau takkan meminta imbalan. Melihat kebahagiaan anak keturunanmu, senyum pasti jelas tersungging dari sudut bibirmu. Jika saat ini kau masih ada, tawa bahagia akan terpancar dari wajah tuamu. Anak-anak yang kau kasihi dan sayangi segenap jiwa, telah mempunyai kehidupan sendiri dengan keluarga masing-masing.
Terima kasih ibu. Semoga segala kasih sayang, cinta, dan pengorbananmu ketika di dunia mendapat balasan dari Allah, Tuhan semesta alam. Rasanya nikmat dunia tidak cukup untuk membalas segala yang telah kauberikan. Segala kesusahan dan kepedihan duniawi telah kaurasakan. Semoga Allah Maha Baik memberi tempat terindah di surga.
Ibu, di alam yang tak lagi sama. Doa-doa mengalun lembut, mengalir di ujung sajadah panjang. Ini adalah persembahan sederhana kepada jiwa yang telah tenang di sisi Allah. Hingga nanti, jika Tuhan mengizinkan, kita akan berjumpa di alam keabadian.
Dari anakmu yang merindu.
#ChangeMaker