Fimela.com, Jakarta Upaya untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan adalah pekerjaan yang konstan, setiap hari, dan sepanjang waktu. Yang mengkhawatirkan adalah pandemi menyebabkan meningkatnya kekerasan terhadap perempuan secara global.
BACA JUGA
Advertisement
Saat ini, lebih dari sebelumnya, sangat penting bagi pemerintah untuk memprioritaskan kesetaraan gender dalam promosi dan realisasi hak asasi manusia, terutama hak atas kebebasan berekspresi dan informasi. Hak-hak inilah yang memungkinkan dan penting untuk mengakhiri ketidaksetaraan dan bentuk lain dari diskriminasi berbasis gender, termasuk kekerasan terhadap perempuan.
Perusahaan teknologi, khususnya perusahaan media sosial juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa perempuan dapat mengakses dan memanfaatkan layanan dan platform mereka dengan aman dan terjamin. Ini sangat penting mengingat banyaknya interaksi telah berubah menjadi online dan meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan karena pandemi COVID-19, seperti dilansir dari ifex.org.
Advertisement
Pemerintah harus proaktif
Pemerintah dan pendukung kebebasan berbicara harus memberikan perhatian secara proaktif dan penuh pertimbangan pada kemampuan perempuan untuk menggunakan hak mereka. Platform media sosial utama, seperti Facebook, Twitter, dan YouTube telah menjadi ruang penting bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam ruang sipil, terutama bagi jurnalis perempuan, aktivis, pembela hak asasi manusia, dan perempuan lain dengan profesi yang berhubungan dengan publik.
Meskipun saluran-saluran ini memberikan perempuan akses ke pemirsa dan informasi yang seharusnya berada di luar jangkauan, saluran-saluran yang sama inilah yang juga telah menjadi ruang untuk pelecehan berbasis gender, berkembang biak. Jika dibiarkan, ruang-ruang ini menjadi lebih menguntungkan bagi kaum pria.
Untuk melindungi diri mereka sendiri, pekerjaan, dan keluarga, kaum perempuan seringkali tidak memiliki pilihan selain menggunakan sensor diri atau lebih drastis, melepaskan diri dari platform penting ini. Perusahaan teknologi harus melangkah untuk berpikir kreatif tentang cara melawan misogini, mengambil upaya bersama untuk berdiri berdampingan bersama kaum perempuan dalam mendobrak patriarki online dan offline.
Kebebasan berekspresi dan akses internet kaum perempuan harus dilindungi
Dalam beberapa tahun terakhir, pelecehan berbasis gender secara online telah meningkat dan kompleksitas internet juga memperumit kemampuan untuk menyelidiki serangan online ini. Negara harus bisa mengambil tindakan untuk menyelidiki setiap insiden serangan terhadap perempuan secara online, maupun offline dengan cepat dan efektif.
Garis diskriminasi, seksisme, rasisme, kemiskinan, dan bentuk-bentuk penindasan lainnya telah lama melanda, bahkan sebelum pandemi COVID-19. Dan walaupun pandemi ini telah mendorong sebagian besar populasi global ke dalam isolasi fisik, yang memungkinkan kekerasan terhadap perempuan meningkat di seluruh dunia, isolasi tidak boleh merambah secara virtual.
Akses internet yang aman dan terjamin adalah kunci dalam memperkuat suara perempuan, menyoroti pengalaman, dan kebeutuhan hidup mereka, serta memerangi kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia. Bagaimana menurutmu?
#ChangeMaker