Fimela.com, Jakarta Menurut UN Women, sebelum pandemi Covid-19 melanda, 243 juta perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia dilecehakan oleh pasangan mereka dalam satu terakhir. Sejak pandemi yang mengharuskan semua orang untuk tetap tinggal di dalam rumah peningkatan kekerasan dalam rumah tangga pun meningkat.
Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (25 November - 10 Desember), UN Women bergandengan tangan dengan para penyintas, aktivis, pembuat keputusan, sistem PBB, dan orang-orang dari setiap lapisan masyarakat, untuk menyoroti kebutuhan pendanaan, layanan penting, pencegahan dan data yang membentuk tanggapan yang lebih terinformasi.
Advertisement
BACA JUGA
Hal ini dilakukan karena mengakhiri kekerasan terhadap perempuan adalah urusan semua orang. Berikut ini 9 cara mengakhiri kekerasan perempuan, bahkan selama pandemi.
1. Dengarkan dan percaya
Saat seorang perempuan membagikan kisah kekerasannnya, kita semua harus memberinya ruang aman yang dibutuhkan untuk berbicara dan didengar. Penting untuk diingat bahwa ketika membahas kasus kekerasan seksual, ketenangan hati, pakaian, dan seksualitas korban tidak relevan.
Jangan berkata, "Mengapa dia tidak pergi?"
Baiknya katakan: “Kami mendengarmu. Kami percaya dirimu. Kami mendukungmu. ”
2. Mengajar generasi penerus dan belajar dari mereka
Contoh yang diberikan untuk generasi muda membentuk cara mereka berpikir tentang gender, rasa hormat, dan hak asasi manusia. Mulailah percakapan tentang peran gender sejak dini, tantang fitur dan karakteristik tradisional yang ditetapkan untuk pria dan perempuan. Tunjukkan stereotip yang selalu dihadapi anak-anak, baik di media, di jalan, atau di sekolah, dan beri tahu mereka bahwa tidak apa-apa menjadi berbeda. Dorong budaya penerimaan.
Bicarakan tentang persetujuan, otonomi tubuh dan akuntabilitas kepada anak laki-laki dan perempuan, dan dengarkan apa yang mereka katakan tentang pengalaman mereka di dunia. Dengan memberdayakan anak muda dengan informasi, dan mendidik mereka tentang hak-hak perempuan, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik untuk semua.
Advertisement
3. Layanan untuk penyintas adalah layanan esensial
Layanan tersebut bisa hotline, konseling, dan semua dukungan untuk penyitas kekerasan berbasis gender harus tersedia bagi mereka yang membutuhkan, bahkan selama pandemi. Di Indonesia Komnas Perempuan dapat melayani aduan mengenai kekerasan perempuan.
4. Pelajari tanda-tanda pelecehan dan bagaimana dapat membantu
Ada banyak bentuk pelecehan dan semuanya dapat menimbulkan efek fisik dan emosional yang serius. Jika mengkhawatirkan seorang teman yang mungkin mengalami kekerasan atau merasa tidak aman di sekitar seseorang, tinjau tanda-tanda ini dan pelajari tentang cara membantunya menemukan keamanan dan dukungan.
Jika Amerasa seseorang melecehkanmu, bantuan tersedia. Kamu tidak sendirian.
5. Mulailah percakapan
Kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang terus berlangsung selama beberapa dekade. Itu menyebar, tetapi itu tidak bisa dihindari, kecuali kita tetap diam.
Tunjukkan solidaritas dengan para penyintas dengan gunakan #orangetheworld, # 16Days dan #GenerationEquality untuk memulai percakapan tentang kekerasan berbasis gender.
6. Menentang budaya pemerkosaan
Budaya pemerkosaan adalah lingkungan sosial yang memungkinkan kekerasan seksual dinormalisasi dan dibenarkan, didorong oleh ketidaksetaraan gender yang terus-menerus dan sikap tentang gender dan seksualitas.
7. Berdonasi
Donasikan ke organisasi lokal yang memberdayakan perempuan, memperkuat suara mereka, mendukung penyintas, dan mempromosikan penerimaan semua identitas gender dan seksualitas.
8. Saling bertanggung jawab
Kekerasan bisa terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk pelecehan seksual di tempat kerja dan di ruang publik. Bersikaplah tegas dengan mengatakannya saat melihatnya: catcalling, komentar seksual yang tidak pantas, dan lelucon seksis tidak pernah diperbolehkan.
Ciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua orang dengan menantang teman untuk merefleksikan perilaku mereka sendiri dan angkat bicara saat seseorang melanggar batas, atau dengan meminta bantuan orang lain jika merasa tidak aman.
Seperti biasa, dengarkan para penyintas dan pastikan mereka mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
9. Mengetahui data
Untuk memerangi kekerasan berbasis gender secara efektif, kita perlu memahami masalahnya.
Pengumpulan data yang relevan adalah kunci untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan yang berhasil dan memberikan dukungan yang tepat kepada para penyintas.
#changemaker