Fimela.com, Jakarta Melakukan diet bukan hanya untuk membuat tubuh ideal, melainkan demi menjaga kesehatan tetap bugar jauh dari penyakit seperti obesitas hingga diabetes.
Seperti Nance Mendoza seorang ibu rumah tangga pun membagikan cerita menurunkan berat badan dari 181 kilo dengan diet keto dan diet renda karbohidrat . Hal ini dilakukan karena mulai memiliki masalah kesehatan yang serius akibat berat badannya.
“Ketika berat saya hampir 181 kilo saya mulai memiliki masalah kesehatan serius. Akhirnya saya pilih untuk diet dan berhasil menghilangkan 68 kilo,” ujarnya kepada womenhealthmag.com.
Advertisement
BACA JUGA
Perempuan asal Glenpool, Oklahoma, memilih diet rendah karbohidrat dan keto, dan kehilangan lebih dari 68 kilo. Berat badan tidak menjadi masalah baginya sampai kehamilan pertama. Berat 65 kg pada kehamilan pranatal pertama, dan bertambah 45 kg selama kehamilan. Pada tahun-tahun berikutnya, berat badannya terus bertambah, dan hamil lagi anak ke dua. Beratnya tidak lantas menurun.
Pernikahannya gagal segera setelah itu, dan berusaha menjadi orang tua tunggal dengan makan sebanyak-banyaknya dan diam-diam untuk mengatasinya. Namun akhirnya, ia menikah lagi, dan suaminya juga kelebihan berat badan.
Advertisement
Kenaikan berat badan menyebabkan masalah kesehatan
Tapi kenaikan berat badannya menyebabkan masalah kesehatan. Ia menderita tekanan darah tinggi dan menggunakan dua obat. Pada tahun 2004, ia juga didiagnosis menderita radang sendi.
“Saya sangat ingin menurunkan berat badan, tetapi mengetahui bahwa harus menurunkan berat badan lebih dari 45kg sepertinya tugas yang mustahil. Yang paling berat, berat saya sekitar 170 kilo. Namun ketika itu saya mendapat SMS dari suami yang berbunyi, "Saya menderita diabetes." Mendengar itu darinya adalah katalisator perjalanan penurunan berat badan,” ujarnya.
Ketika mulai melakukan lebih banyak penelitian, ia mulai belajar lebih banyak tentang diet keto dan akhirnya beralih ke pendekatan keto. “Sekarang pada dasarnya menggabungkan keduanya. Saya menjaga karbohidrat bersih di bawah 25 gram per hari, dan fokus pada protein dan menggunakan lemak untuk kenyang,” paparnya.
Serta mulai melacak makanannya. Memiliki data visual dan melihat apa yang sebenarnya dikonsumsi membantu membuat pilihan yang tepat. "Saya tidak suka melakukannya, tetapi itu sangat membantu. Serta melakukan perencanaan menu lengkap. Perencanaan menu membantu tetap pada jalurnya sehingga tahu persis apa yang akan saya makan dan memberi sesuatu yang membuat bersemangat. Ditambah lagi, ini memberi kesempatan untuk mencari resep baru dan mencoba hal-hal baru agar makanan tidak menjadi hal biasa," tambahnya.
Sarapan: Hanya minum kopi dengan krim, kolagen, dan pemanis tanpa kalori. Atau wafel rendah karbohidrat dengan selai kacang dan sirup bebas gula.
Makan siang: Burger tanpa roti dengan mayo dan sayuran, salad tuna, atau daging deli dan keju dalam bungkus selada atau tortilla rendah karbohidrat.
Makanan ringan: Keju, kacang-kacangan, es kopi, atau protein bar.
Makan malam: Daging cincang, ayam parmesan (tanpa roti), cabai (tanpa kacang), spaghetti (dengan mie shirataki), , dan pizza tanpa kerak. Sayuran.
Untuk olahraga, ia memilih jalan kaki sesering mungkin. Dan, berat badannya turun 70 kilo dalam waktu tiga tahun.
#changemaker