Fimela.com, Jakarta Kita bisa bersinar melalui setiap pilihan hidup yang kita buat dalam hidup. Baik dalam hal pendidikan, karier atau pekerjaan, dan pilihan soal impian serta cita-cita. Setiap perempuan bisa menjadi sosok tangguh melalui setiap pilihan hidup yang diambil. Seperti dalam tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Oktober 2020: Menjadi Lady Boss Versimu ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Linda Mustika Hartiwi
Sejak mengalami kecelakaan tiga tahun yang lalu, aku tidak lagi menyandang predikat seorang wanita karier. Tiga bulan di awal kecelakaan aku terbaring di atas tempat tidur dan tidak bisa melakukan aktivitas apa pun.
Sejak awal kecelakaan hingga selang beberapa bulan kemudian aku telah menjalani operasi sebanyak sembilan kali di kaki kananku karena pembuluh yang pecah. Stres melandaku hingga membuatku sempat terpuruk karena aku selalu membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan sesuatu. Suami dan kedua anakku juga keluargaku yang lain terus memberiku semangat untuk menghadapi keadaan yang menimpaku. Rutin minum obat dan menjalani terapi di rumah sakit menjadi rutinitas yang kulakukan demi kesembuhanku. Sampai setahun kemudian aku bisa berjalan walaupun dengan bantuan tongkat untuk menopang tubuhku karena kaki kananku tidak bisa menapak sempurna di lantai atau tanah.
Sebelum peristiwa kecelakaan itu terjadi, hampir dua puluh tahun aku bekerja di sebuah perusahaan motor yang ada di tempat tinggalku dan merupakan satu grup dengan kantor cabang di daerah lain tempat suamiku bekerja. Berbekal pengajaran hidup dari ayah dan ibuku untuk bersikap disiplin dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, aku mengupayakan untuk loyal kepada perusahaan. Aku berusaha untuk melakukan yang terbaik dengan tugas dan wewenang yang diberikan kepadaku di mana pun aku ditempatkan di bagian pekerjaan yang ada. Bahkan aku sempat terpilih menjadi yang terbaik saat diadakan pemilihan karyawan teladan di tempat kerjaku. Aku terharu dan bangga atas pencapaian prestasi kerja yang kuraih dan kujaga agar aku tidak menjadi angkuh namun sebaliknya, bersikap rendah hati kepada rekan kerjaku.
Dengan peran ganda yang kujalani waktu itu sebagai wanita karier saat di kantor dan sebagai ibu rumah tangga saat di rumah, bukan berarti aku menelantarkan kedua anakku saat ayah dan ibuku meminta untuk mengasuh mereka di rumah beliau yang berlainan kota denganku. Ketika ibuku meninggal dunia karena sakit kanker payudara, kedua anakku kembali ke rengkuhanku. Karena aku dan suamiku dari pagi hingga sore hari bekerja di luar rumah, kedua anakku ganti diasuh oleh ibu mertua yang rumahnya dekat dengan rumahku.
Saat aku dan suamiku berangkat kerja, kedua anakku kuantar ke rumah ibu mertua dan saat aku dan suami pulang kerja, anak-anakku kujemput untuk pulang ke rumah. Bertahun tahun aku dan suami menjalani rutinitas seperti itu dan selalu kuselipkan kata maaf di hati kepada kedua anakku karena seharian tidak bisa menemani mereka. Letih memang, tapi ini sebuah pilihan hidup yang telah kupilih dan harus kujalani. Biarlah kelak anak-anakku tahu bahwa apa yang terjadi saat aku dan suamiku tidak bisa selalu menemani, adalah juga untuk masa depan mereka.
Advertisement
Tetap Berkarya dan Melakukan yang Terbaik dalam Hidup
Sampai di suatu hari itu, aku mengalami kecelakaan dan mengubah alur hidupku. Aku yang selalu bangun di pagi hari untuk melakukan serangkaian kegiatan di rumah seperti menyapu, memasak, mencuci dan beberapa kegiatan lainnya sebelum berangkat ke tempat kerja. Lalu berangkat ke kantor bersama suamiku sambil mengantar kedua anakku di rumah ibu mertua. Kemudian berada di kantor sampai sore hari untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada dan pulang ke rumah saat malam hari karena masih harus menjemput kedua anakku. Sampai di rumah masih mengerjakan beberapa kegiatan seperti memasak dan membersihkan rumah sekedarnya. Sebuah alur kehidupan yang membuat ragaku lelah rasanya namun aku bahagia menjalaninya dan tiba-tiba berhenti saat aku tidak bisa beraktivitas sama sekali akibat kecelakaan yang menimpaku.
Hampir dua tahun aku menjalani perawatan di rumah dengan hanya bisa terbaring lemah dan harus bolak balik ke rumah sakit untuk kesembuhan kaki kananku baik saat berulang kali menjalani operasi atau pasca operasi. Hingga dokter mengatakan bahwa aku tidak perlu kontrol kecuali ada keluhan yang memerlukan penanganan medis. Saat kutanyakan keadaan kaki kananku yang belum bisa menapak sempurna, dokter mengatakan seumur hidupku akan memerlukan tongkat untuk melakukan aktivitas. Aku berusaha tegar menerima penjelasan dokter dan belajar untuk memahami bahwa semua sudah menjadi takdir Tuhan untukku.
Walau aku berusaha tegar namun masih saja ada sedih di hati saat melihat diriku sekarang tidak bisa lagi sibuk beraktivitas seperti dulu sebelum tertimpa kecelakaan. Aku yang dulu selalu bersemangat menjalani kehidupan kini merasa seperti insan yang tidak berguna. Hingga di suatu kesempatan ada tawaran untuk mengelola usaha laundry milik kakak iparku karena akan pergi ikut anaknya yang berada di luar kota. Tanpa pikir panjang aku terima tawaran itu daripada hanya diam tidak mempunyai kegiatan dan kadang hanya menyesali hidup.
Pada awalnya aku banyak belajar kepada kakak ipar karena pekerjaan yang akan kujalani merupakan hal baru bagiku. Mulai dari menerima pakaian atau bahan lain dari pelanggan laundry, memeriksa barangkali ada barang berharga milik pelanggan yang terbawa, memisahkan bahan yang luntur dan yang tidak luntur, proses mencuci, menjemur, menyetrika, memberi pewangi dan terakhir ada proses packing pakaian atau bahan laundry lainnya lalu siap untuk diambil oleh pemiliknya.
Proses pekerjaan usaha laundry yang mungkin bagi sebagian orang bukan pekerjaan yang terlalu berat dilakukan namun bagiku butuh sebuah perjuangan untuk mengerjakannya karena aku tidak bisa berdiri sempurna dan harus dibantu tongkat untuk menyangga tubuhku. Belum lagi harus naik turun permukaan lantai yang tidak sama tingginya saat menjemur pakaian atau yang lainnya, aku juga mengalami kesulitan karena kaki kananku tidak bisa ditekuk akibat persendian yang terkunci setelah berbulan-bulan hanya terbaring setelah kecelakaan yang menimpaku.
Semua kulakukan sendiri meski dengan kemampuanku yang terbatas. Prinsipku sama dengan ketika aku bekerja sebagai karyawan dulu, melakukan yang terbaik dalam pekerjaanku. Kecuali memang cukup banyak bahan laundry pelanggan yang harus dikerjakan, baru aku membutuhkan jasa orang lain untuk membantuku. Kalau dulu aku melakukan yang terbaik untuk mencapai prestasi kerja di kantor tempatku bekerja, kini aku juga melakukan yang terbaik walau merupakan usahaku sendiri untuk memberikan pelayanan yang terbaik pula kepada konsumen atau pelanggan.
Dengan berwirausaha di rumah, aku merasakan lebih tenang meskipun dari segi penghasilan usaha laundry yang sekarang kujalani masih jauh bedanya dengan yang kuterima saat aku menjadi seorang wanita karir. Aku senang bisa membantu suamiku untuk memenuhi kebutuhan keluargaku walaupun hanya sekedar membeli bahan makanan atau jajanan.
Aku juga bisa menumpahkan segenap waktu dan tenaga untuk keluarga kecilku dengan melakukan aktivitas yang dulu kulakukan saat aku menjalani satu sisi dari peran gandaku, yaitu menjadi seorang ibu rumah tangga sejati. Menyapu, memasak, mencuci, menyetrika, membersihkan rumah atau aktivitas lain kini bisa kulakukan lagi walau kemampuanku terbatas. Kini anak-anakku telah bertambah usia dan selalu siap membantuku saat melihat aku membutuhkan pertolongan dalam beraktivitas tanpa pernah kuminta.
Selain itu aku masih bisa meluangkan waktu untuk menyalurkan hobi menulis yang sempat terhenti saat aku bekerja. Karya tulisan berupa opini atau sastra seperti cerpen dan puisi telah kukirimkan ke media lokal yang ada di tempat tinggalku atau ke media online yang ada. Sebagian telah dimuat dan memberikan kebahagiaan tersendiri saat melihat karya tulisanku dibaca oleh orang lain yang mudah-mudahan bisa menginspirasi. Pemuatan tulisanku menambah koleksi beberapa buku antologi puisi atau kisah nyata dan buku solo yang merupakan kumpulan cerpen dan puisi hasil karyaku. Sampai sekarang saat ada waktu senggang, aku sempatkan untuk menulis tentang apa saja yang ingin kutulis.
Ada hikmah yang bisa kupetik dari peristiwa kecelakan yang menimpaku, yang sempat membuatku terpuruk dan mengubah alur kehidupanku. Kini aku bukan lagi seorang wanita karier namun aku merasa lebih bahagia dalam menjalani kehidupan dengan menjadi Super Lady Boss at Home. Melakukan semua dengan ikhlas dan suka cita untuk meraih yang terbaik merupakan pilihan hidup yang indah untuk disyukuri.
#ChangeMaker