Fimela.com, Jakarta Kita bisa bersinar melalui setiap pilihan hidup yang kita buat dalam hidup. Baik dalam hal pendidikan, karier atau pekerjaan, dan pilihan soal impian serta cita-cita. Setiap perempuan bisa menjadi sosok tangguh melalui setiap pilihan hidup yang diambil. Seperti dalam tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Oktober 2020: Menjadi Lady Boss Versimu ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: A
Terbiasa merantau di kota lalu memutuskan kembali kampung dan mulai hidup berwirausaha bukan hal yang mudah. Jiwa kreativitas saya mengarah untuk berjualan produk handmade. Nyatanya hidup tidak sesuai ekspektasi saat keluar dari zona nyaman. Sukses tidak bisa terwujud dalam satu bulan. Memang hasilnya belum ada. Promosi sana sini bahkan sampai ikutan bazar di luar kota, saya berusaha dengan impian untuk mewujudkan diri sebagai pengusaha sukses. Terbiasa hidup dengan gaji bulanan lalu menggantungkan hidup dengan jualan yang tidak memberikan keuntungan dari bulan ke bulan berikutnya, akhirnya saya tergoda untuk kembali merantau kerja.
Pulang dari wawancara kerja di Jakarta, saya terhantam dengan kondisi kakak yang terkena serangan jantung. Selama seminggu menemani kakak yang masih di ICU menunggu kepastian operasi pasang ring, pikiran saya terbelah antara takut kehilangan kakak dan bagaimana hasil wawancara.
Bayangkan jika seminggu setelah wawancara saya ditelepon lolos dan diminta berangkat ke Jakarta, siapa yang tega meninggalkan kakak yang masih kesakitan. Nyatanya selama itu tidak kunjung ada telepon masuk, saya malah bersyukur walaupun sebenarnya menginginkan pekerjaan tersebut. Berada di samping kakak di kampung membuat saya bisa menjaganya sampai dia sehat kembali pasca operasi. Tidak ada lagi pikiran untuk merantau kembali ke kota, cukup di kampung saya bisa dekat dengan keluarga. Pun saat ibu juga masuk rumah sakit beberapa bulan kemudian karena terkena demam berdarah, saya kembali bersyukur sebagai anak perempuan satu-satunya bisa berada di sisi beliau dan merawatnya sepanjang hari. Apalagi ibu makin menua, saya ingin meluangkan banyak waktu bersama beliau.
Advertisement
Di Kampung Bisa Jadi Apa Saja
"Kamu kerja apa?" Setiap orang menanyakan itu kepada saya, saya bingung untuk menjelaskan jika saya adalah freelancer karena memang cuma di rumah saja dan tidak seperti orang pada umumnya yang kerjanya harus ngantor.
Setelah tidak meneruskan jualan karena merasa tidak berbakat di bidang ini. Menjadi freelance writer jadi pilihan karena merasa bakat saya ya menulis. Sempat dulu saya menutup diri tanpa memberi kabar bahwa saya hanya di kampung saja. Tidak seperti teman-teman lain yang sukses berkarier di kota besar dengan jabatan dan gaji besar pula serta bahkan ada yang sampai di luar negeri. Lulusan sarjana namun hanya berdiam di rumah kesannya menyiakan-nyiakan pendidikan. Namun ini keputusan saya dan kenapa harus malu. Hingga akhirnya saya membanggakan diri bahwa saya bisa berkarya dari di kampung.
Menjadi freelancer membuat saya bisa fleksibel melakukan apa pun tanpa harus izin kerja seperti di kantoran kalau punya keperluan. Seperti bisa bantu-bantu memasak saat sanak saudara mengadakan hajatan atau melayat ke tetangga yang meninggal. Bagi saya menyenangkan bisa bekerja di rumah sambil mengurus rumah meringankan beban ibu yang semakin menua. Dekat dengan keluarga membuat saya bisa meluangkan waktu lebih banyak sekaligus menebus waktu yang hilang saat merantau di luar kota. Sewaktu-waktu jika ada anggota keluarga yang sakit, saya bisa menjadi hero bagi mereka.
Meski di rumah perempuan berhak menjadi apa pun. Perempuan bisa jadi lady boss dalam keluarga dengan pilihannya. Selain menjadi freelancer, dengan waktu luang di rumah saya juga mengembangkan kemampuan merias dan memberanikan diri menjadi content creator untuk memamerkan hasil riasan ke banyak orang. Lumayan bisa berhasil menarik seorang teman untuk mendandaninya saat wisuda. Pun bergabung dengan para Lady Bos sesama content creator dalam komunitas membuat saya tangguh dan bersemangat terjun ke bidang ini. Menjadi content creator dari kampung, bagi saya adalah kebanggaan tersendiri.
Selain itu terkadang saya juga mencoba-coba resep masakan khususnya kue, walaupun masih trial and error saya percaya diri untuk share ke media sosial siapa tahu ada yang minat untuk membeli. Karena saya senang makan makanya hobi ini ingin saya kembangkan jadi usaha dalam masakan.
Hidup di usia seperempat abad dengan finansial masih buruk dan belum punya tabungan banyak bahkan belum sukses, saya menikmati proses perjalanan ini. Mumpung masih muda saya menjajal menjadi apa pun. Mesti terkadang gagal, saya berharap suatu hari akan berbuah manis. Berada di rumah tidak menyurutkan saya semangat berkarya. Proses perjalanan ini bakal bisa membuat saya jadi pribadi yang lebih baik dan perempuan kuat.
#ChangeMaker