Fimela.com, Jakarta Kita bisa bersinar melalui setiap pilihan hidup yang kami buat dalam hidup. Baik dalam hal pendidikan, karier atau pekerjaan, dan pilihan soal impian serta cita-cita. Setiap perempuan bisa menjadi sosok tangguh melalui setiap pilihan hidup yang diambil. Seperti dalam tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Oktober 2020: Menjadi Lady Boss Versimu ini.
***
Oleh: Deastri Pritasari
Advertisement
Saya Dea, perempuan single berusia 31 tahun. Saat saya masih usia anak-anak, saya bersyukur karena bisa menikmati masa bahagia menjadi anak-anak dengan bermain ala permainan populer pada masa itu. Saya sangat mengingatnya dengan jelas bagaimana saya merasakan bahagia bermain petak umpet, patil lele, dakon, bekel, bongkar pasang, masak-masakan, dan permainan lain nya pada masa itu. Saya sangat bahagia menghabiskan waktu masa itu. Hanya di balik kebahagiaan yang sedang saya raih masa itu sisi gelap kehidupan keluarga menjadi masa-masa perjuangan hebat yang bukan saja harus saya alami tetapi juga mau tidak mau saya pun sebagai anak-anak harus berjuang menghadapinya.
Saya memang tidak seberuntung anak-anak lain pada masa itu sekalipun ayah saya seorang yang bekerja, tetapi nafkah tidak pernah utuh diberikan kepada keluarga. Sehingga, untuk membayar uang sekolah saja, saya jadi langganan sebagai siswi yang nunggak sampai beberapa bulan. Yang lebih membuat saya malu, adalah saya harus dipanggil berulang kali untuk menghadap BK dan mempertanggungjawabkan secara muka tentang pembayaran uang sekolah yang menunggak tersebut.
Lalu orang tua? Ayah saya? Hanya mendengar kabar dari saya bahwa saya belum melunasi tunggakan biaya sekolah. Dan saya bukan hanya sedih karena belum lunas untuk membayar spp tunggakan sekolah melainkan saya pun malu dilihat oleh teman-teman sekolah waktu itu. Apakah saya akan menjadi marah? Saya hanya diam dan mencoba merekam semua yang terjadi pada masa itu.
BACA JUGA
Advertisement
Sering Terlambat Membayar Uang Sekolah
Saya bahagia dengan kehadiran teman-teman masa kecil, saya puas dengan kegiatan masa kecil yang telah saya habiskan bersama, tetapi saya harus menghadapi rasa malu dan keinginan kuat yang tidak pernah terpenuhi dengan puas. Keinginan saya untuk menjadi anak yang pandai saat itu sangatlah kuat, apalah daya saya yang bisa melihat bagaimana teman-teman saya berbahagia dengan mengikuti kursus sana sini, les privat ini itu, bahkan mengikuti bimbingan belajar yang terkenal. Saya hanya bisa melihat dan berkata “wah, enak ya bisa ikut les”
Pernah suatu kali saya harus mengikuti les khusus dengan teman saya, itu pun karena saya ingin sekali ikut dan tetap saja pembayaran nya pun menunggak dan saya tidak lama mengikuti les khusus tersebut. Sedih rasanya, tetapi sungguh itu tidak membuat saya menjadi anak yang putus asa, saya berusaha untuk tetap bertahan dan menyelesaikan sekolah saya.
Sampai pada akhirnya, saya menyadari bahwa saya menjadi apa yang saya inginkan dulu adalah ketika saya sadar setelah melewati masa 15 tahun silam, sekarang saya menjadi seorang pengajar bimbel (bimbingan belajar) untuk anak. Saya merasa pada titik di mana saya memflashback masa lalu saya dan mengingat betapa saya sungguh-sungguh tidak pernah menyadari begitu dalam rencana Tuhan atas hidup saya.
Masa Lalu Membuat Saya Bersyukur
Saya yang pada saat ini, menjadi seorang yang mengajar bimbingan belajar untuk anak-anak, bahkan diantara anak-anak tersebut mereka dapat mengikuti bimbingan belajar tersebut secara gratis. Saya memberikan diri saya untuk mendampingi mereka (anak-anak). Saya merasakan bagaimana saya ketika kecil menginginkan untuk dapat mengikuti kegiatan bimbingan belajar sebagai tambahan ilmu dari sekolah, lebih daripada itu, sekarang tanpa saya sadari saya menjadi seorang yang mengajar anak-anak yang tidak bisa menikmati bimbingan belajar secara gratis.
Lebih dari apa yang pernah saya pikirkan, lebih dari apa yang pernah terbesit dalam hati, lebih dari apa yang pernah saya harapkan, dan Tuhan memberikan nya untuk saya. Ini seperti kehidupan misteri ilahi, yang saat itu menjadi kesedihan dan keinginan terdalam tetapi selang 15 tahun kemudian Tuhan memberikan lebih dari apa yang saya rindukan dan inginkan ketika saya berusia 15 tahun.
Sekarang, saya bersyukur bahwa Tuhan membuat saya mengerti walau harus menunggu 15 tahun perjalanan hidup. Tuhan membuat saya mengerti mengapa saya harus melewati masa-masa di mana apa yang saya inginkan tidak bisa saya dapatkan dengan mudah. Tuhan membuat saya mengerti walaupun saya harus menunggu sekian lama.
#ChangeMaker