Fimela.com, Jakarta Kemarin lusa, seorang sahabat datang ke rumah. Kami pun menghabiskan waktu berjam-jam untuk bercerita banyak hal. Salah satunya adalah soal pernikahan.
Ketika semua sahabat dekat sudah menikah dan membangun rumah tangga, tentu kita akan ikut bahagia untuk mereka. Kita pun jelas akan ikut tersenyum saat orang-orang terdekat kita menemukan kebahagiaannya. Segalanya tampak baik-baik saja. Sampai kemudian ketika kita mulai dituntut untuk bisa cepat-cepat menikah hanya karena sudah dianggap "sudah umurnya", maka akan muncul perasaan tak nyaman.
Advertisement
BACA JUGA
Meratapi Kesendirian Bukanlah Solusi
“When a woman becomes her own best friend life is easier.”― Diane Von Furstenberg
Sahabat saya merasakan kegelisahan yang mendalam soal pernikahan. Usianya tahun ini menginjak 32 tahun. Semua sahabat dekat sudah menikah. Lalu, banyak kerabat dan saudaranya yang mulai mendesaknya untuk cepat-cepat menikah. Bahkan menjodohkannya dengan pria-pria kenalan mereka. Namun, cinta tak bisa dipaksakan. Menerima perjodohan hanya karena paksaan jelas bukan solusi terbaik.
Tentu saja tak mudah baginya untuk menjalani kesendirian. Akan tetapi, meratapi kesendirian bukanlah solusi. Kalau memang belum menemukan orang yang tepat, maka tak bisa buru-buru menikah karena paksaan. Kalau memang belum ketemu jodohnya, ya sudah syukuri dulu semua yang ada saat ini.
Advertisement
Kita Bisa Bahagia dengan Cara Kita Sendiri
“You can be the most beautiful person in the world and everybody sees light and rainbows when they look at you, but if you yourself don't know it, all of that doesn't even matter. Every second that you spend on doubting your worth, every moment that you use to criticize yourself; is a second of your life wasted, is a moment of your life thrown away. It's not like you have forever, so don't waste any of your seconds, don't throw even one of your moments away.”― C. JoyBell C.
Sungguh sulit menghadapi berbagai tekanan dan tuntutan dengan tetap tenang. Tak mudah bagi kita untuk tampak baik-baik saja saat banyak pihak menyudutkan "status" kita yang belum menikah. Bagaimana pun tiap orang punya jalan hidup dan kisahnya masing-masing. Kita pun bisa menciptakan kebahagiaan kita sendiri-sendiri.
“It’s all about falling in love with yourself and sharing that love with someone who appreciates you, rather than looking for love to compensate for a self love deficit.”― Eartha Kitt
Walau masih sendiri, hidup tak semestinya terus diratapi. Kita hidup juga hanya sekali. Adakalanya kita bersedih, tapi bukan berarti terus tenggelam dalam kesedihan itu. Masih ada hari-hari yang harus kita lalui. Masih ada harapan-harapan baru yang bisa kita petik dalam hidup. Kalau memang sudah saatnya, jodoh akan datang pada waktu yang tempat.
#ChangeMaker