Fimela.com, Jakarta Bisnis dekorasi pernikahan atau wedding decoration @kavastudio.id yang sudah empat tahun dijalani Alissa Safiera tiba-tiba dipaksa berhenti di awal pandemi. Semua serba mendadak tanpa persiapan, begitu juga dengan ditundanya sederet jadwal pesta pernikahan yang telah diagendakan.
Sejak diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta sejak awal Maret 2020, otomatis tak ada lagi pesta pernikahan yang bisa menjadi garapan. Peraturan dan segala adaptasi kenormalan baru satu per satu dikeluarkan, termasuk aturan dalam menggelar pesta pernikahan.
Di masa-masa penuh ketidakpastian tersebut, Alissa yang masih bekerja di platform social commerce dan suaminya harus memutar otak bagaimana agar cash flow bisnis utamanya dekorasi wedding tetap berjalan. Ia pun melihat kebiasaan orang-orang yang makin sering di rumah saja untuk mendekorasi kediamannya sehingga lebih artistik dan estetik.
Advertisement
BACA JUGA
Lama berkecimpung di dunia fashion dan beauty sebagai editor di salah satu media lifestyle ternama membuat matanya jeli mengamati tren home decor yang digemari. Salah satunya pottery seperti vas bunga dengan model tak biasa.
"Selama aktivitas WFH dan SFH aku lihat orang-orang jadi beli-beli barang printilan yang mungkin dulu enggak terpikirkan. Sampai lihat-lihat Pinterest maka beride lah bikin vas bunga kecil untuk aksesori dari pottery (tembikar)," ujar Alissa mengawali ceritanya saat dihubungi Fimela belum lama ini.
Advertisement
Memiliki Signature Style Sendiri
Meski berukuran kecil, aksesori memang terbukti dapat memberi perubahan besar pada interior rumah, entah lebih fun atau memberi tampilan elegan. Terutama jika aksesori memberikan keseimbangan antara bentuk dan fungsi seperti koleksi vas dari bisnis kedua dari Alissa yang diberi nama @kavagift.
"Karena enggak punya basic pottery, kami butuh 3 bulan untuk proses trial & error. Coba pakai tanah liat , lalu eksperimen pakai air clay sampai akhirnya cari pengrajin betulan tapi ternyata hasilnya terlalu rapi karena kami inginnya enggak terlalu rapi yang jadi signature style vas ini nanti," sambung Alissa.
Rupanya tak semudah itu mewujudkan keinginan vas tembikar yang dikerjakan dengan metode tradisional dan menggabungkan desain kontemporer. Alissa masih merevisi sampai mendapat bentuk yang diinginkan.
"Saat sudah selesai masih ada revisinya, pilih warna dan jenis cat sampai akhirnya bisa bikin 5 model dan dijual. Kami memulai di awal September dan bertepatan dengan aku memutuskan resign dari pekerjaan," kenangnya.
Awal dipasarkan, koleksi yang diberi nama 'Prototype 01' laris manis dibeli teman-teman dan kenalannya sendiri. Sejak itu perjalanan kreatif kava gift dimulai dengan melebarkan pasar untuk bersaing di ecommerce.
"Saat ditaruh di market place, orang-orang di luar circle kamilah pembelinya. Sama sekali enggak nyangka bisa seantusias itu dan kami jadi rutin produksi karena selalu sold out, biasanya satu orang beli 2-3 pieces," ujarnya bersemangat.
Harga Affordable dan Projek Kolaborasi
Niatan awal Alissa untuk mendapatkan pemasukan lain dari bisnis keduanya pun terealisasi. Ia tetap bisa menggaji karyawannya meski tanpa pemasukan dari dekorasi wedding.
"Kebantu banget buat nambah-nambah, karena awalnya gaji karyawan pakai tabungan sendiri, sekarang bisa dari keuntungan bisnis home decor ini. Karena tiga bulan sempat kosong banget, baru, deh, mulai Oktober ini ada lagi event wedding atau lamaran," ujarnya dengan nada lega.
Sejak awal membangun bisnis homewear, Alissa pun sudah berjanji untuk menjual barangnya dengan harga affordable namun tetap berkualitas. Ia pun memposisikan diri sebagai customer untuk melihat kemampuan daya beli masyarakat di masa sekarang ini.
"Aku enggak mau ambil untung yang berlebihan, yang penting cukup untuk bahan baku dan SDM-nya. Tapi tidak mengurangi kualitas vas itu sendiri," tegasnya.
Dalam waktu dekat, ia pun segera merilis koleksi terbaru bekerja sama dengan salah seorang seniman lokal ternama. Ia berharap kolaborasinya nanti bisa memperkuat branding home decor-nya serta memperkenalkan produk aksesori rumah dengan harga bersaing pada banyak orang.
Advertisement
Simak video berikut ini
#ChangeMaker