Sukses

Lifestyle

Berharap Dapat Kekasih Baru dari Internet, tapi Malah Tertipu Rp1,08 Miliar

Fimela.com, Jakarta Agnes (bukan nama sebenarnya) tadinya merasa mendapatkan harapan baru dari perkenalannya dengan seorang pria, Jonathan (bukan nama sebenarnya) via internet. Setelah bercerai dan kemudian menjadi ibu tunggal selama sepuluh tahun terakhir, Agnes sudah terbiasa menerima pesan dari orang-orang asing melalui situs kencan online. Pesan dari Jonathan langsung menarik perhatiannya karena dia berbeda dari yang lainnya.

Seperti yang diceritakan via laman herworld.com, Agnes memaparkan bahwa Jonathan berusia 45 tahun, asalnya dari Chicago tapi tinggal di Singapura. Jonathan menceritakan istrinya yang sudah meninggal dunia karena kanker tiga tahun lalu dan memilih tetap tinggal di Asia demi anaknya yang berusia 12 tahun.

"Aku langsung tertarik pada kenyataan bahwa ia seorang pria penyayang keluarga dan karena aku sendiri punya anak, aku tahu rasanya menjadi orangtua tunggal. Jonathan sangat suka mengobrol dan luar biasa terbuka bahkan ia memberitahukan alamat rumahnya," cerita Agnes. "Dia juga menyertakan foto. Tinggi, berambut pirang, berkulit cokelat, dan maskulin, dia menarik dan bahkan dalam fotonya ia menyertakan putranya," lanjutnya.

Komunikasi Semakin Akrab

Tadinya Agnes merasa sudah sangat berpengalaman di situs kencan online. Sehingga dia awalnya tidak merasa terlalu bersemangat menanggapi kenalan-kenalan barunya tapi dengan Jonathan ada yang terasa berbeda.

Komunikasi berjalan semakin dekat dan akrab. Agnes dan Jonathan bisa mengobrol via telepon tentang banyak hal. Mulai dari anak-anak mereka hingga pekerjaan mereka. Jonathan mengatakan dia bekerja sebagai teknisi perminyakan.

Sempat beberapa berencana untuk berjumpa tetapi selalu saja batal. Namun, komunikasi tetap berjalan melalui telepon. Sampai pada suatu hari Jonathan bilang akan pergi selama enam pekan ke Eropa dan Tiongkok untuk bekerja. Agnes sempat merasa sedih karena jarak yang terlalu jauh terasa akan menyulitkan komunikasi.

Menjadi Korban Penipuan

Saat Jonathan tiba di Tiongkok, dia memberi tahu Agnes dompetnya yang berisi ATM, uang, dan kartu identitasnya hilang. Jonathan sudah melapor ke polisi tapi butuh waktu tujuh hari untuk menerim kartu barunya. Sementara itu dia harus membayar sebuah mesin untuk melanjutkan pekerjaannya di sana. Uangnya ada di rekening banknya tapi tanpa dia tak bisa mencairkannya tanpa ATMnya.

Agnes tak ragu sedikit pun saat Jonathan meminjam uang darinya. Dia merasa senang bisa membantu. Agnes langung mentransfer uang ke rekening yang katanya adalah rekening resepsionis hotel tempat Jonathan megninap.

Keesokan harinya, Jonathan mengalami masalah lagi. Dia bilang mesinnya butuh perbaikan dan butuh uang untuk memperbaikinya. Dia minta maaf lagi dan bermaksud meminjam uang lagi.

Agnes bertanya kenapa Jonathan tak meminta bantuan dari teman-temannya dan katanya teman-temannya itu tak punya cukup uang untuk membantunya. Selain itu, hubungan Jonathan dengan ibu mertuanya tidak baik sehingga tak bisa meminta bantuan.

Meski firasatnya mulai terasa buruk, Agnes tetap mentransfer uang kepada Jonathan. Tapi keadaan malah makin memburuk. ATM baru Jonathan bermasala dan mesin yang rusak membuat pekerjaan Jonathan molor sehingga ia tak bisa kembali terbang ke Singapura. Agnes kembali meminjaminya uang. Masalah tidak berhenti di situ saja. Jonathan mengatakan dia tak bisa naik pesawat karena belum membayar pajak atas pekerjaan yang ia lakukan. Lagi-lagi Agnes rela memberikan uang kepada Jonathan agar bisa membayar pajak dan naik pesawat.

Agnes memutuskan untuk terbang langsung ke Tiongkok dan bertatap muka langsung dengan Jonathan untuk memberinya uang. "Saat aku tiba, dia tak ada di bandara untuk menemuiku. Setengah jam kemudian, ponselku berdering dan menampilkan nomor Singapura. Jonathan," papar Agnes. Jonathan mengatakan dia tak menyangka Agnes akan terbang untuk menemuinya langsung. Setelah itu, Agnes kembali ke Singapura.

Sejak saat itu, semua telepon, pesan, dan surelnya tak pernah dibalas oleh Jonathan. Agnes langsung membuat laporan polisi tapi sia-sia belaka. Agnes pun harus menanggung semuanya. Sudah lebih dari 100 ribu dolar Singapura atau sekitar Rp1,08 milar rupiah yang ia habiskan untuk "membantu" Jonathan. Ketika mendatangi alamat rumah Jonathan pun, satpam di sana tak mengenal sosok Jonathan dan tak pernah melihat pria yang ada di dalam foto yang diperlihatkan Agnes.

Agnes merasa sangat marah sekaligus merasa dirinya begitu bodoh. Terlebih dia kini terlilit utang. Dia sampai pergi ke ahli terapi untuk menstabilkan kondisi mentalnya.

"Semua orang sangat suportif tapi mereka semua menanyakan hal yang sama: Kenapa seorang perempuan cerdas, sukses, dan berpikiran terbuka membiarkan hal ini terjadi? Kesimpulanku adalah karena aku merasa kesepian, sibuk dengan pekerjaan dan kehidupan sosial yang tak ada habisnya, tapi jika melihat ke belakang aku juga merindukan 'seseorang yang istimewa'," papar Agnes.

Setelah setahun berlalu, kini Agnes lebih berhati-hati dalam berkenalan dengan pria. Dia tak ingin kejadian dengan Jonathan membuatnya berhenti memercayai cinta.

Dari pengalaman Agnes, penting bagi kita untuk lebih berhati-hati mengenal orang baru di internet. Tak perlu menyusahkan diri sendiri mengirimkan atau mentransfer uang pada orang asing sebaik apa pun ia kepada kita. Semoga apa yang terjadi pada Agnes tidak menimpa kita, ya.

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading