Fimela.com, Jakarta Pemerintah menetapkan batas harga untuk tes PCR Swab Corona yang dilakukan secara mandiri menjadi Rp900 ribu. Padahal harga tes PCR Swab Corona sebelumnya bisa mencapai jutaan rupiah.
"Kami tetapkan batas tertinggi biaya pengambilan swab dan pemeriksaan mandiri yang bisa kami pertanggungjawabkan untuk ditetapkan kepada masyarakat yakni sebesar Rp900ribu," kata Abdul Kdadir selaku Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan pada konferensi pers, Jumat (2/10).
Advertisement
BACA JUGA
Harga Rp900ribu yang ditetapkan untuk tes PCR Swab Corona sudah termasuk pengambilan swab dan pemeriksaan real time PCR.
Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Daulay menyebut keputusan pemerintah menetapkan batas harga tes PCR Swab Corona diharapkan mendorong semakin banyak masyarakat untuk melakukan tes COVID-19.
Advertisement
Penyebab tes PCR Swab mahal
Sebelumnya, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memberikan usulan harga tes swab dari rentang Rp400ribu hingga Rp700ribu.
"Kami sampaikan bahwa BPKP telah memberikan estimasi harga untuk yang sifatnya kontraktual itu sebesar Rp439.000 per spesimen. Sementara yang mandiri Rp797.000," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo dalam keterangan pers pada Senin, 28 September lalu.
Sementara itu, salah satu alasan harga tes PCR Swab Corona menjadi begitu mahal adalah kurangnya investasi prasarana laboratorium. Selain itu, harga reagen PCR untuk satu kali pengetesan membutuhkan dana Rp800ribu hingga Rp1juta.
Ini belum termasuk alat pemeriksaan lain COVID-19. Sehingga jika ditotal pengeluaran untuk tes PCR Swab Corona untuk satu kali pemeriksaan bisa mencapai Rp1,2 juta.
Sejauh ini, Indonesia telah mampu memproduksi 1,5 juta alat tes PCR perbulan melalui BPPT dan Bio Farma. Sementara untuk memenuhi kebutuhan pemeriksaan COVID-19, Menko Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan bisa dilakukan impor apabila produksi dalam negeri tidak mencukupi.
Kini, Bio Farma sendiri telah mampu meningkatkan produksi alat tes PCR menjadi 3,5 juta perbulan. Stok reagen perlu benar-benar diperhatikan mengingat produksi dalam negeri masih cukup terbatas. Reagen sendiri berisi sejumlah bahan kimia untuk mendeteksi SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab virus COVID-19.
Simak video berikut ini
#changemaker