Fimela.com, Jakarta Kristin Urquiza kehilangan sang ayah Mark Urquiza karena COVID-19 pada 30 Juni 2020. Kristin merasa kematian ayahnya disebabkan oleh kecerobohan politisi yang terus menerus membahayakan orang kulit berwarna.
Kristin merasakan jenis kepemimpinan yang tidak jelas, penolakan untuk mengakui parahnya COVID-19 yang sedang melanda dunia ini, dan ketidakmampuan pemerintahnya untuk memberikan arahan yang jelas dan tegas tentang cara meminimalisir risiko. Pada akhir Juni, kasus COVID-19 mulai meroket di beberapa area di Amerika Serikat, seperti Florida, Texas, dan Arizona.
Advertisement
BACA JUGA
Saat itu, orangtua Kristin masih tinggal di Maryvale, salah satu lingkungan termiskin di Phoenix dengan lebih dari 75% populasi keturunan Latin. Ada 30% penduduk di sana tidak diasuransikan secara medis dan 28% hidup di bawah garis kemiskinan federal.
Kristin ingat ayahnya jatuh sakit di akhir pekan dan penduduk Maryvale harus menunggu hingga 13 jam dalam suhu 106 derajat untuk bisa mendapatkan akses tes COVID-19. Walaupun sempat ditutup selama 6 minggu, daerah tersebut sangat tidak siap dengan pengujian infrastruktur, seperti tempat tidur di rumah sakit.
Ketika Maryvale dibuka kembali, pemerintah setempat memberikan informasi yang salah. Gubernurnya mengatakan bahwa tanpa ada kondisi kesehatan tertentu, orang-orang bisa hidup seperti biasa di tengah pandemi COVID-19.
Advertisement
Ayahnya sangat percaya pada pemerintahan Donald Trump
Seperti yang telah disaksikan dunia, selama 7 bulan terakhir, saat menghadiri konferensi pers, Donald Trump berulang kali bersikap meremehkan bahaya dari COVID-19, bahkan menyebut pandemi ini sebagai tipuan. Donald Trump juga sempat membandingkan virus Corona dengan flu biasa, dalam usahanya memperkecil bahaya yang sebenarnya.
Ayah Kristin sangat memercayai orang-orang ini. Setelah 2 minggu daerah tempat tinggal dibuka, ia jatuh sakit dan dalam beberapa hari kemudian, ia masuk rumah sakit.
Mark meninggal setelah 2 minggu berada di rumah sakit, termasuk 5 hari menggunakan ventilator. Bagi Kristin, semuanya terjadi dengan sangat cepat.
Ayahnya berusia 65 tahun dan dalam keadaan yang sehat. Banyak dari kerabat ayahnya hidup hingga usia 90 tahun dari pemeriksaan kesehatan yang baru saja dilakukan, Mark dinyatakan sehat.
Mark dan Kristin jarang sepakat tentang politik apapun. Namun, ketika Mark terbaring di rumah sakit, ia mengatakan kepada Kristin bahwa dirinya merasa dikhianati oleh pemerintah yang dipercayainya selama ini.
Setelah ayahnya meninggal, Kristin merasa harus membuat seluruh dunia tahu bahwa ayahnya dan ribuan orang lain di Amerika Serikat tidak pantas mati karena pemerintah yang tidak bertanggung jawab. Salah satu caranya adalah Kristin menyebarkan berita kematian sang ayah melalui organisasi bernama Marked by COVID.
Kristin bekerja di organisasi Marked by COVID
Organisasi ini mengangkat cerita tentang mereka yang meninggal atau dirugikan karena COVID-19. Intinya, orang-orang di dalamnya bekerja menyoroti kegagalan pemerintahan Donald Trump dalam mengendalikan penyebaran COVID-19.
Saat ini, angkanya mendekati 200.000 kematian di Amerika Serikat dan Kristin berkomitmen untuk membantu sebanyak mungkin keluarga agar dapat berbagi cerita. Dengan bantuan dari teman dan keluarga, organisasi Marked by COVID terus mengumpulkan uang untuk mensponsori menyebarkan berita kematian bagi orang-orang yang menginginkan kebenaran.
Bagi Kristin, penting untuk menemukan cara untuk mengangkat kisah orang-orang seperti ayahnya, orang-orang yang hidupnya dipersingkat karena para pemimpin menolak memimpin dan menempatkan politik di atas kehidupan manusia. Dalam beberapa bulan, Kristin bekerja di Marked by COVID dan berhasil menerbitkan 6 berita kematian, membuatnya namanya menjadi terkenal.
Donald Trump mengatakan bahwa pandemi COVID-19 akan segera berakhir, yang faktanya masih terus berlangsung sampai dengan hari ini. Akibatnya, jutaan orang jatuh sakit dan ratusan ribu lebih orang meninggal, yang sebenarnya bisa dicegah.
Kristin tidak pernah menginginkan kematian karena COVID-19, karena menurutnya itu menyakitkan, dan tidak bermartabat. Bagaimana menurutmu, Sahabat FIMELA?
#ChangeMaker