Fimela.com, Jakarta Rasisme masih terus terjadi, di manapun, di belahan dunia manapun. Cheryl Green Rosario adalah seorang perempuan kulit hitam yang selama sebagian besar hidupnya sering dianggap sebagai perempuan kulit putih.
BACA JUGA
Advertisement
Selama beberapa dekade, Cheryl telah secara terang-terangan menghadapi rasisme dari orang-orang kulit putih yang juga menganggapnya bagian dari mereka. Mulai dari pernikahan seorang teman, di toko bahan makanan, saat naik taksi, dan di acara-acara yang tak terhitung lagi jumlahnya dalam keseharian Cheryl.
Bahkan sebagai perempuan kulit hitam berkulit putih dengan mata hijau dan rambut cokelat, Cheryl masih tidak bisa menghindari rasisme. Cheryl pernah bergabung dengan pacarnya ke sebuah acara pernikahan seorang teman dan salah satu tamu mengatakan ia tidak mengizinkan putrinya pergi ke suatu konser karena ada terlalu banyak orang kulit hitam di sana.
Â
Â
Advertisement
Cheryl terus menerus menghadapi rasisme di manapun ia berada
Di tempat-tempat umum, banyak orang asing yang lebih berani bertanya tentang etnis Cheryl, mengapa ia bisa memiliki rambut keriting, bukan lurus. Selama ini, orang-orang melihat Cheryl dengan pandangan sekilas yang terlalu cepat dan berdasarkan informasi yang terlalu sedikit.
Saat ini, Cheryl berusia 51 tahun dan ia merasa kelelahan. Baik dalam kehidupan pribadi, maupun profesional, agak ironis menurutnya, karena ia bekerja di bidang filantropi, keberagaman, kesetaraan, dan inklusi.
Cara Cheryl menjelaskan dirinya sendiri
Tidak peduli tinggal di manapun, Cheryl selalu menemukan hal yang sama. Bahkan pernah ada orang asing yang berani memegang kepala anaknya untuk bertanya tentang etnis orangtuanya, hanya karena bentuk rambut.
Ketika mendengar komentar rasisme karena orang mengira ia adalah perempuan kulit putih, Cheryl berusaha untuk tetap mengidentifikasikan dirinya sendiri, mendidik kesalahpahaman orang lain. Ia akan berkata, "Saya juga orang berkulit hitam."
#ChangeMaker