Fimela.com, Jakarta Sebagai seorang istri dari salah satu orang terkaya di dunia, Melinda Gates memiliki segalanya. Seakan apa yang dimiliki Melinda Gates sebagai seorang perempuan sudah sempurna. Namun, ia merupakan satu dari sekian banyak figur perempuan yang aktif berbicara soal kesetaraan gender.
Menurut Melinda Gates, perjuangan kesetaraan gender bagi perempuan tidaklah mudah. Setidaknya butuh 208 tahun untuk menutup kesenjangan gender di Amerika Serikat.
Advertisement
BACA JUGA
Secara luas, banyak orang berpikir bahwa ketidaksetaraan gender selalu diartikan sebaggai ketidakadilan yang meluas bagi perempuan dan anak perempuan dalam skala global. Ditandai dengan perdagangan seks, kekerasan dalam rumah tangga, pernikahan anak, kesenjangan ekonomi, teknologi dan pendidikan, kematian ibu dan perawatan reproduksi yang tidak memadai.
Namun rupanya Melinda Gates pernah mengalami dengan apa yang disebut ketidaksetaraan gender. Saat ia bergabung dengan Microsoft pada 1980-an, perusahaan teknologi itu bukanlah surga bagi karyawan perempuan. Keputusannya untuk berhenti bekerja saat ia menjadi seorang ibu membuatnya terdiam.
Advertisement
Tidak adil
Meski tidak menyesal keluar dari kantor teknologi itu, Melinda Gates merasa harus tetap bertumbuh sebagai seorang perempuan. Selama waktu yang cukup lama, Bill dan Melinda Gates bekerja dengan berbagi jabatan di Bill & Melinda Gates Foundation. Melinda berbagi jabatan Co-Chair bersama sang suami dengan Melinda sebagai juru biacaranya. Melinda merasa bahwa itu belum sepenuhnya adil.
Tak heran, jika kini ia lebih banyak bicara soal kesetaraan gender. Melinda Gates bersikeras bahwa kesetaraan gender merupakan pusat pembangunan. Menurtnya, kesetaraan gender ini akan memunculkan banyak solusi dari hal sederhana seperti percakapan. Terutama di tengah kondisi pandemi seperti ini.
Menurut Melinda Gates cara kembali bangkit di masa krisis seperti ini adalah menempatkan perempuan langsung di tengah.
"Mereka sudah berada di tengah. Mereka sudah menjadi orang-orang yang berurusan dengan anak-anak di rumah, merawat orang tua, mencoba memastikan bahwa ada makanan di atas meja. Jika kita ingin membangun kembali masyarakat yang lebih baik, dan juga memiliki pemulihan yang lebih cepat, maka kita harus melihat potongan gender tertentu yang perlu kita kerjakan di setiap negara di seluruh dunia.," ungkap Melinda Gates seperti dilansir dari Independent.
Melihat kesuksesan negara lain
Melinda berkaca dari negara-negara yang mampu menanggulangi masalah ini dengan baik. Meski belum sepenuhnya tuntas, para pemimpin negara perempuan ini langsung memberlakukan lockdown, pelacakan kontak, hingga isolasi. Mereka pun sangat gencar memberi tahu masyarakat untuk mengenakan masker.
Ketika jumlah infeksi menurun, mereka dengan perlahan dan hati-hati membuka kembali sekolah. Sembari memantau perkembangan angka penularan dari hari ke hari.
"AS sama sekali tidak memiliki kepemimpinan dalam masalah ini. Dan karena itu, kita menempatkan anak-anak kita dan orangtua kita pada risiko terbesar di dunia. Dan itu adalah kejahatan," kata Melinda.
Di masa pandemi, perempuan di dunia kesulitan mendapat akses perawatan ibu dan reproduksi. Menurut Melinda, hal ini terjadi karena perempuan tidak selalu mendapat perhatian. Selama bertahun-tahun, pengujian vaksin atau obat baru dilakukan pada pria. Padahal, bukan hal tidak mungkin jika vaksin atau obat baru akan memiliki kinerja yang berbeda pada perempuan.
Di mas krisis, angka kehamilan remaja meningkat dibarengi dengan angka kematian ibu yang juga meningkat. Jadi, inilah yang perlu diperhatikan oleh dunia saat ini.
Advertisement
Simak video berikut ini
#changemaker