Fimela.com, Jakarta Setiap orang memang memiliki cobaannya masing-masing. Mulai dari cobaan ekonomi, hingga kesehatan. Namun, hidup harus tetap berjalan. Seperti yang dialami seorang supir taksi di Thailand.
Saat itu, seorang perempuan bernama Nongying Chuaibamrung naik taksi dari sebuah kantor polisi pada Agustsus 2020, pukul 18.30 waktu setempat untuk pulang ke rumahnya di daerah Bang Khu temple. Saat naik taksi tersebut, Nongying sedang berbicara di telepon dan merasa taksi itu berjalan sangat lambat. Kecepatan mobil tidak lebih dari 40 km/jam!
Advertisement
BACA JUGA
Meski bingung, Nongying tidak marah dan menyalahkan sang supir. Ketika dia sudah memutuskan sambungan telepon, supir tersebut meminta tolong kepadanya untuk melihat apakah di tabung oksigen belakang kursi sang supir masih ada bubble atau gelembung udara.
Ternyata, Nongying baru sadar kalau sang supir mengenakan selang oksigen di hidungnya. Sementara, tabung oksigen diikat dibelakang kursi sang supir. Nongying pun bertanya mengenai keadaan sang supir.
"Sang supir mengatakan dia memiliki penyakit komplikasi. Matanya tidak lagi bisa melihat dengan jelas. Dia juga harus cuci darah secara berkala," cerita Nongying dalam sebuah postingan di akun Facebooknya.
Advertisement
Tinggal Sendirian dan Harus Membayar Sewa Rumah
Supir tersebut bercerita, kalau dia tinggal sendirian. Meski memiliki banyak penyakit, namun dia tetap harus bekerja sebagai supir taksi untuk membayar uang sewa tempat tinggal.
Sayangnya, pemerintah hanya memberinya 800 baht sebulan. Sementara, dia harus membayar uang sewa dan kebutuhan sehari-hari. Uang yang di-cover pemerintah tentu saja tidak cukup untuk hidup sendirina. Karena itu, dia terpaksa menambah penghasilan dengan menjadi supir taksi.
Nongying kemudian menangis mendengar kisah sang supir. Dia kemudian menuliskan kisah ini di akun Facebooknya. Postingan itu pun menjadi viral. Masyarakat Thailand kemudian mulai mencari sang supir. Mereka berhasil menemukan nama aslinya; Sumeth Singpun. Masyarakat kemudian menggalang dana dan uang yang terkumpul kemudian digunakan Sumeth untuk membeli sebuah rumah kecil.
Sementara, biaya berobat pun sudah ditanggung, sehingga dia tidak lagi kesulitan untuk merawat dirinya sendiri. Sumeth pun kemudian berhenti bekerja sebagai supir taksi untuk kesehatan dan keselamatannya.
#ChangeMaker