Sukses

Lifestyle

Cerai Tak Mesti Berakhir Benci, Ini Alasan Aku Perlakukan Mantan Istri seperti Dewi

Fimela.com, Jakarta Tidak ada pasangan yang saling jatuh cinta dan memutuskan menikah berharap cinta mereka berakhir dengan perceraian. Namun tidak ada yang tahu bagaimana perjalanan cinta seseorang di masa depan. Ketika pada akhirnya bercerai, hanya ada dua sikap yang bisa ditunjukkan seseorang, berdamai dengan mantan atau membencinya.

Setiap perpisahan memang menyakitkan dan tidak mudah, tapi bukan itu yang dirasakan seorang pria berikut ini kepada mantan istrinya. Kisah yang dituturkan Makala Kozo Hattori dalam Yourtango ini memberikan gambaran bahwa perceraian tidak membuatnya berhenti memperlakukan mantan istrinya dengan baik.

Aku dan istriku bercerai. Aku berpikir panjang bagaimana menyikapi hal ini. Sebesar apa pun aku mencoba menolak, satu hal yang selalu muncul dalam pikiran adalah: perlakukan mantan istri dengan baik dan penuh rasa hormat.

Aku menemukan alasan mengapa perlu melakukan itu.

1. Dia pernah menjadi cinta satu-satunya

Ketika pertama kali melihat fotonya di Yahoo Personals, aku berpikir ia jauh dari jangkauan karena tidak selevel denganku. Tapi tidak seperti perempuan lain, ia menanggapi emailku dengan ramah dan tulus.

Kami memulai percakapan melalui email dengan membahas berbagai masalah mulai dari asal, budaya, patah hati, hingga impian masa depan. Pada saat aku bertemu dengannya secara langsung, hatiku jatuh cinta. Dia lebih cantik dan anggun daripada foto yang dikirimkannya padaku.

Setelah menikah dan memiliki anak, kesulitan keuangan serta sosial menjadi kemelut dalam rumah tangga kami, dan kami menjadi pribadi yang benar-benar mengerikan. Aku sadar kemarahan dan kebencian yang muncul darinya, sedikit banyak karena aku yang memicunya.

2. Dia ibu dari anak-anakku

Mantan istriku menghabiskan 14 jam melahirkan anak pertama kami. Ia berusaha mati-matian menolak operasi cesar. Meskipun kelahiran anak kedua tidak begitu dramatis, tapi ia membawa anak kami ke mana pun ia pergi selama tujuh bulan sembari ia bekerja full-time. Jika aku tak menghormatinya sebagai ibu dari anak-anakku, aku seakan sudah mengkhianati keberadaan Jett and Fox dalam hidupku.

Jika aku ingin anak-anak laki-lakiku bisa memiliki punya hubungan baik dengan perempuan, terutama dengan ibu mereka, maka aku perlu menjadi contoh bagaimana memperlakukan seorang ibu dan para perempuan dengan baik. Semua ibu pantas dihormati, seperti halnya semua manusia di dunia ini.

Menghormati mantan istri saya sebagai seorang ibu memberikan sudut pandang yang berbeda pada hubungan kami. Kami memang berpisah, tapi kami masih memiliki hubungan yang tak bisa dipisahkan, yaitu menjadi orangtua. Kami tetap menjadi rekan seumur hidup soal itu.

3. Dia akan selalu menjadi bagian dari hidupku

Aku masih bertemu dengan mantan istriku setiap minggu ketika mengantarkan anak-anak, bahkan ketika aku pindah ke negara lain, dia tetap menjadi bagian dari hidupku. Dia bagian dari sejarah hidup dan cintaku. Aku tidak bisa menghapus semua pengalaman, perasaan, dan hubungan masa lalu kami.

Misalnya saat aku melihat perempuan lain, aku selalu membandingkan mereka dengannya. Apakah mereka setinggi dia, secerdas dan berpendidikan sepertinya? Dan lain sebagainya. Bagaimana pun ia membentuk diriku hingga kini.

4. Dia mengajarkan banyak hal sebagai perempuan

Sebagai perempuan, mantan istriku memberikan banyak akses mengenal seperti apa karakter perempuan. Terlepas dari status pernikahan kami saat ini, dia tetap menjadi bagian yang tak terlepaskan dari diriku.

Dia sosok yang peduli, keibuan, feminin dan memiliki kekuatan yang tidak akan pernah aku pahami. Jika aku tidak dapat menghormatinya sebagai perempuan, maka aku tidak yakin bisa menjalin hubungan dengan perempuan lain dengan baik di masa depan.

5. Aku menemukan kedamaian pikiran

Ketika aku menghakimi orang lain, aku merasa buruk. Ketika aku menilai mereka dengan segala pengertian yang bisa aku tunjukkan, aku menemukan kedamaian pikiran. Aku merasa jauh lebih baik menjalani kehidupan.

Aku sudah menghabiskan banyak waktu menunjukkan kemarahan dan kebencian kepada mantan istriku, entah karena ia memperlakukanku dengan tidak adil dan lain sebagainya. Namun setiap orang pasti tidak ingin diperlakukan buruk, jadi jika aku ingin diperlakukan baik maka aku akan memperlakukan orang lain dengan baik. Itulah mengapa aku akan selalu memperlakukan ia dengan baik.

Aku tahu perceraian ini akan selalu meninggalkan rasa pahit bukan hanya padaku tapi juga padanya. Aku tahu mempraktikkan pola pikir ini juga akan jauh lebih sulit daripada menuliskannya, tapi itu justru jadi motivasi bagiku menjadi pribadi yang lebih baik.

#ChangeMaker with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading