Fimela.com, Jakarta Penampilan fisik seseorang yang terlihat sempurna memang dapat menyihir jutaan pasang mata. Ketertarikan mulai muncul dan kadang, penampilan yang begitu sempurna akan menyuburkan rasa cinta yang tumbuh seiring berjalannya waktu. Namun, cinta sejati tentu tidak memandang fisik, bahkan ketika fisikmu tidak lagi sempurna sekalipun.
Margie Parker menuliskan pengalamannya yang hangat dalam buku Chicken Soup. Dalam kisahnya, saat itu dia baru saja pulang setelah 4 hari dirawat di rumah sakit usai menjalani operasi pengangkatan payudara kirinya. Usai kehilangan sebelah payudaranya, Margie merasa takut dan sesak. Namun, kamar mandi yang hangat dan penuh uap membuatnya merasa lebih nyaman sembari menyembunyikan rasa ketakutannya.
Advertisement
BACA JUGA
Perlahan-lahan dia melepaskan bajunya. Dia biarkan pandangannya beralih ke bawah perlahan-lahan dengan rasa takut ke area kosong dimana sebelumnya terdapat payudara kiri.
"Carut-marut.. hijau dan kuning, dan penuh jahitan hitam tertutup darah kering. Rasa percaya diriku hancur, tubuhku rusak menjadi jelek sekali," ungkapnya.
Dalam diri Margie, ada begitu banyak bentuk rasa takut dalam dirinya. Takut karena tidak lagi utuh, juga takut akan Jim, suaminya, yang bisa saja berhenti mencintainya.
Advertisement
Cinta yang Tak Terucap
Margie kemudian mengalihkan rasa takutnya dengan mencari-cari alasan aneh supaya Jim tidak akan melihatnya telanjang lagi. Rumah tanggal Margie dan Jim sebelumnya sangat harmonis. Mereka sama-sama memiliki gairah seimbang yang menjadi sumber kekuatan dalam perkawinannya. Namun kini, Margie berpikir keharmonisan rumah tangganya akan berakhir.
"Bagaimana akau bisa membangkitkan gairah suamiku dengan tubuh yang cacat dan berat sebelah begini? Umurku baru 43 tahun, aku sungguh malu karena tubuhku cacat begini," ungkapnya dalam tulisan tersebut.
Dengan hati yang dibanjiri kesedihan dan keputusasaan, Margie membaringkan tubuhnya di dalam bak mandi. Tiba-tiba, pintu kamar mandi terbuka.
Jim kemudian masuk. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia membungkuk dan pelan-pelan mengecup kedua pelupuk mata Margie. Kecupan pada kedua matanya merupakan ungkapan cinta yang paling disukai Margie. Bukan hanya yang paling hangat, tetapi juga paling istimewa bagi Margie.
Masih membisu, Jim kemudian lebih mendekatkan dirinya lagi ke arah Margie yang masih berbaring di dalam bak mandi. Dia kemudian memandang luka jahitan pada dada sebelah istrinya. Lalu dengan lembut dia mengecup jahitan-jahitan tersebut. Sekali. Dua kali. Tiga kali.
"Dia menegakkan badan dan tersenyum penuh cinta kepadaku. Dia kemudian meniumkan ciuman spesial, tradisi ciuman yang juga paling aku sukai sebelum perlahan-lahan menutup pintu kamar mandi."
Hati Margie terasa begitu hangat. Sembari tersenyum, air matanya menetes perlahan ke dalam air bak mandi. Meski luka di dadanya masih perih, tetapi luka dihatinya lenyap seketika.
#Changemaker