Fimela.com, Jakarta Pandemi Corona mendorong perubahan pada sistem pendidikan. Sejak awal tahun ini, banyak sekolah yang mengadakan online class atau sekolah daring, sehingga para murid dan guru tidak perlu bertatap muka langsung. Hal ini diberlakukan untuk menghindari adanya penyebaran dan penularan virus Corona di sekolah.
Namun, sekolah daring ternyata menimbulkan banyak masalah lain. Selian orangtua harus berada di rumah untuk mendampingi anak-anaknya yang masih kecil, ternyata sekolah daring juga tidak mudah bagi anak-anak murid.
Advertisement
BACA JUGA
Hal ini terjadi pada anak Jana Coombs, perempuan yang tinggal di Georgia, AS. Anaknya yang masih berusia 5 tahun berskolah di TK Coweta County dan mengalami frustrasi pada saat menghadiri sesi sekolah daring di rumahnya. Dia menangis dan meletakkan kepalanya di atas meja karena kesulitan pada saat belajar dari rumah.
Jana kemudian memotret sang anak yang sedang menangis dan mengunggahnya di akun Facebook miliknya. Dia mengatakan, sebagai seorang ibu dia harus melakukan sesuatu. Kepada CNN, Jana mengatakan dia memotret anaknya yang sedang menangis agar semua orang dapat melihat sebuah realita, betapa sulitnya belajar di rumah.
"Saya memotretnya karena saya ingin orang melihat realita. Dia kemudian datang menghampiri saya dan kami berpelukan, saya pun menangis bersamanya," katanta seperti dukutip dari CNN.
Advertisement
Pandemi Corona dan Sekolah di AS
Awal tahun ajaran kali ini membuat para pendidik dan orangtua di seluruh AS berselisih tentang bagaimana mereka memulai kelas tatap muka di tengah pandemi Corona. Di AS sendiri, CNN menulis, Corona telah menginfeksi lebih dari 5,7 juta orang dan membunuh 178 ribu jiwa, menurut data Johns Hopkins University.
Sementara itu, hampir seluruh sekolah di Negeri Paman Sam memutuskan untuk memulai sekolah daring. Namun, beberapa pengajar telah menyambut para muridnya di sekolah meski angka kasus Corona masih terus bertambah. Sementara sekolah lainnya mencampur metode belajar daring dengan luring.
#ChangeMaker